11/01/2011 - 12/01/2011 - Gudang Ilmu

Tuesday, November 29, 2011

Antara Kuliah, Organisasi, dan Bisnis

Sebagai seorang mahasiswa, yang secara kejiwaan bukan anak-anak lagi, tentu saja cara berfikirnya pun tidak seperti anak-anak. Seharusnya paradigma seorang mahsiswa itu jauh ke depan kalau perlu impiannya melintas ruang dan waktu. Meskipun tugas utama mahasiswa adalah kuliah tapi itu bukan sebuah alasan untuk tidak ikut sebuah organisasi atau pun sekedar mencari penghasilan tambahan. Justru ini yang kadang dilupakan mahasiswa. Tidak sedikit dari mahsiswa yang dia hanya mengenal istilah yang biasa disebut dengan K3 (kampus, kos, kantin) mending kalau indeks prestasinya bagus.

Pengaruh Ekstra Gerakan Mahasiswa di Dunia Kampus

Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa di dunia kampus, banyak sekali gerakan ekstra mahasiswa yang beredar. Bagi mahasiswa yang hanya sekedar kuliah mungkin tidak begitu mengetahui gerakan-gerakan seperti itu dan apa pengaruhnya. Tapi bagi mahasiswa aktivis gerakan-gerakan seperti itu perlu diwaspadai. Karena kadang-kadang ada juga sekelompok gerakan/golongan/aliran yang dianggap sesat masuk di dunia kampus. Ini sangat berbahaya bagi mahasiswa, karena kebanyakan mahasiswa memiliki ideologis yang kuat sehingga ia akan mudah di droktrin oleh aliran/gerakan yang tidak jelas seperti itu.

Saturday, November 5, 2011

MENGAPA KITA HARUS BERDO'A

Allah ta’ala berfirman dalam Alqur’an surat Al-Mu’min ayat 60, yang artinya kurang lebih sebagai berikut:

“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan ku persembahkan bagimu.”
Berdasarkan Firman Allah diatas, maka hal itulah yang mandasari mengapa kita harus berdo’a? Allah menjamin bahwa barang siapa yang berdo’a kepadaNya, pasti Dia akan mengabulkan. Asalkan dalam berdo’a itu kita sungguh-sungguh dan yakin bahwa do’a kita akan dikabulkan. Satu lagi hal yang penting bahwa do’a kita itu tidak berseberangan dengan keadaan kita. Misalnya kita berdo’a ingin jadi presiden, tapi kita sendiri SMA tidak lulus. Maka bagaimana Allah berkenan mengabulkan do’anya orang yang seperti itu.

Amalan atau Dzikir Sesudah Wirid Sholat Fardhu

Oleh: Noor Cahyo

1. SESUDAH SHOLAT DZUHUR
-membaca surat al-ikhlas 11x
-membaca do’a untuk Nabi dan kaum muslimin:

Do’a untuk nabi:

-ila hadhrotin nabiyyil mushtofa muhammadin sholallu alaihi wasalam wa alihi wa ashhabihi wa ajwajihi wa auliyadihi wa dzuriyyatihi lahum alfatihah....(membaca surat alfatihah)

WIRID atau DZIKIR SESUDAH SHOLAT FARDHU

Oleh: Noor Cahyo

1. Astaghfirullahal adzim alladzi la ilahailla huwal hayyul qayyum wa atubu ilahi…3x

2. La ilahaillahu wahdahu la syarikalah lahul mulku wala hul hamdu wa huwa ala kulli saiin qodir…3x

3. Allahumma anta salam wa minka salam wa ilaika ya udussalam fa haina rabbana bissalam wa ad hilna jannata dara salam tabarakta rabbana wa taalaita yadal jalali wal ikrom.

4. Membaca do’a alfatihah

5. Membaca ayat kursi

6. Ilahi ya rabbi maulana…..
-subhanallah…33x
-alhamdulillah…33x
-allahu akbar…33x
-
7. La ilahaillahu wahdahu la syarikalah lahul mulku wala hul hamdu wa huwa ala kulli saiin qodir, la hula wala quwwat illa billahil aliyyil adzim.

8. Astaghfirullahal adzim…33x

9. Astaghfirullahal adzim innallahu ghofurur rahim.

10. Afdholudz dzikri fa’lam annahu…
-La ilahaillah…33x
-La ilahaillahu muhammadur rasulullahi salallahu alaihi wa salam…

Setelah itu membaca do’a sebagai berikut:

A’udzubillahi minas syaithonir rajim, bismilahirrahmani rahim, alhamdulillahi rabbil alamin, hamdasy syakirin hamdan na’imin hamday yuwafini’amahu wa yukafi majidah, ya rabbana lakal hamdu kama yanbagi lijalali wajhika wa adzimi sulthonik.

Allahumma sholli wa sallim ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina Muhammad.

Allahumma rabbana taqabbal minna sholatana wa shiyamana wa rukuana wa sujudana wa quudana wa tadhorruana wa takhossuana wa taabudana wa tammim takhsirona ya rabbal alamin.

Rabbana dzalamna anfusana wa illam taghfirlana watar hamna lanakunanna minal khosirin.
Rabbana wala tahmil alaina isron kama hamaltahu alal ladzina min qoblina, rabbana wala tuhamilna mala thoqotho lana bih wa’ fu’anna waghfirlana war hamna anta maulana fansurna alal qaumul kafirin.

Rabbana la tuzig qulubana ba’da idzhaitana wahablana min ladunka rahmatan innaka antal wahab.

Allahumma inna nas aluka salamatan fiddin wa afiyatan fil jasad wa jiyadatan fil ilmih wa barakatan fir rizki wa taubatan qablal maut wa maghfirotan ba’dal maut allahumma hawwin alaina fi sakarotil maut.

Allahummagh fir lil muslimin wal muslimat wal mu’minin wal mu’minat al ahyai min hum wal amwat.

Allahumma afini fi badani…3x, allahumma afini fi sam’i…3x, allahumma afini fi bashori…3x.

Rabbana atina fiddun ya hasanah wa fil akhiroti hasanah (waqina adzaban nar 3x). allahummagh firlana dzunubana wa kaffir anna sayyiatina wa tawaffana maal abror.

Wa sholallahu ala sayyidina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa sallim.

Subhana robbika robbil izzati ‘amma yasifun wa salamun alal mursalin wal hamdulillahirrabil
‘alamin

Al fatihah.....

MANFAAT TAMBAK SEBAGAI LAHAN PRODUKTIF

Selain sebagai tempat budi daya ikan, tambak juga bisa digunakan untuk memproduksi garam. Garam ini diproduksi pasa musim kemarau, saat tambak sudah pada kering. Kita ambil sampel daerah yang masyarakatnya sebagian besar berkecimpung di bidang ini. Karena saya berasal dari pati, maka saya akan mengambil sampel daerah yang ada di pati. Sebut saja nmanya dsa tlogoharum, kecamatan wedarijaksa, kabupaten pati.

SHOLIH DALAM MEREKAYASA SOSIAL

Ada apa diantara keduanya? Pasti anda bertanya-tanya. Karena saya sendiri juga bertanya-tanya. Keduanya bisa berkaitan bisa juga berlawanan. Karena makna rekayasa sosial itu sendiri sangatlah luas. Tapi jika kata rekayasa sosial itu dirangkai dengan kata sholih, maka rekayasa itu akan bermakna positif atau baik. Sebab sholih itu sendiri artinya baik. Nah bagaimana caranya agar kita bisa sholih dalam merekayasa sosial?

Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut. Kita harus tahu apakah makna sholih itu sendiri? Sholih itu berasal dari bahasa arab. Secara epitimologi sholih itu baik. Sedangkan secara terminologi sholih itu adalah sifat-sifat baik yang dimiliki oleh seseorang. Kesholihan itu sendiri ada 2, yaitu kesholihan pribadi dan kesholihan sosial. Sebelum kita sholih dalam kehidupan sosial kita harus mensholihkan diri sendiri.

Dalam agama islam dikenal yang namanya amalan-amalan sholih, diantaranya adalah membaca Alquran, berdzikir, sholat, puasa, mencari ilmu yang manfaat, tadabbur, tafakkur, dsb. Asalkan perbuatan itu bermanfaat maka bisa disebut sebagai amal sholih. Misalnya belajar supaya bisa mengerjakan ujian. Jika amalan seperti itu diniatkan karena Allah, meskipun amalan itu amalan dunia maka bisa menjadi amalan akhirat. Dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Begitu juga sebaliknya, meskipun itu amalan akhirat jika diniatkan kepada yang selain Allah maka amal itu hanya sebatas amal dunia. Dan tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT, justru akan mendapat dosa karena niatnya bukan karena Allah tapi karena yang lain. Amal yang dikerjakan karena ingin dipuji makhluk itu namanya riya’/pamer. Sedangkan amal yang diperdengarkan kepada makhluk supaya dipuji maka itu namanya sum’ah. Dan tidak ada amalan yang tidak mendapat balasan. Sekecil apapun amal kita, pasti akan dibalas oleh Allah. firmanNya dalam Alquran surat Al-zalzalah ayat 7-8, yang artinya kurang lebih:

“Barang siapa yang mengerjakan amal kebaikan meski seberat biji dzarroh maka ia akan mendapat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan meskipun seberat biji dzarroh maka ia akan mendapat balasannya pula.” {QS: Alzalzalah: 7-8}
Dengan memahami firman Allah diatas, maka kita akan selalu berhati-hati dalam beramal.

Nah setelah kita mensholihkan diri secara pribadi, maka saatnya kita untuk sholih secara sosial. Jika seseorang sudah sholih secara pribadi biasanya ia secara tidak langsung akan mengerjakan amalan-amalan yang termasuk amalan sosial. Biasanya amalan itu berupa shodaqoh, zakat, infak hibah, dan lain-lain. Namun itu saja belumlah cukup, selain memberikan kontribusi secara materi. Kita juga harus memberikan tenaga dan fikiran untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Contoh, kemarin di daerah yogjakarta dan sekitarnya baru saja terkena bencana letusan gunung merapi. Nah, bagi orang-orang yang memiliki kesholihan sosial, maka ia tidak hanya membantu secara materi tapi juga tenaga dan fikiran, yaitu bisa dengan menjadi relawan atau psikolog, dimana orang-orang seperti itu sangat dibutuhkan oleh para korban yang ada disana.
Jika seseorang sudah melakukan itu semua maka patutlah orang itu disebut sebagai orang yang punya kesholihan sosial. Namun hal yang paling penting dalm kesholihan ini adalah niat yang benar-benar tulus karena Allah. Karena bisa jadi niatnya yang baik, tapi karena pujian dari orang lain maka berubah menjadi amalan yang sia-sia karena niatnya yang tidak lagi tulus

Bagi orang-orang yang sudah bisa mengontrol niatnya, maka orang-orang seperti inilah yang akan mampu merekayasa kehidupan sosial menuju ke arah kebaikan. Tapi ada juga seseorang yang punya ilmu yang cukup dan jabatan yang tinggi malah menggunakan ilmunya untuk merekayasa sosial dalam rangka memperkaya diri sendiri, sebut saja mereka dengan nama koruptor. Secara sosial mereka adalah orang-orang yang dihormati karena ilmu dan jabatannya. Tapi secar individu mereka tidaklah berbeda dengan penjahat pasar. Bedanya hanya dari seragam dan cara mereka merampok uang.
Nah, makanya kenapa niat disini sangat penting. Karena niatlah yang akan menjadikan tindakan seseorang itu bermanfaat bagi orang lain atau tidak. Lalu bagaimana kita bisa sholih dalam merekayasa sosial untuk kebaikan? Jika korupsi itu tercela, maka kebalikannya berarti baik. Masalahnya apakah kebalikan korupsi itu? Jika korupsi itu mengambil uang maka kebalikannya adalah memberikan uang. Persamaanya disini adalah sama-sama tidak diketahui oleh orang lain. Karena jika amal baik itu diketahui orang lain bisa jadi amal itu ada unsur riya’/pamernya. Maka lebih baik amal sholih itu dilakukan secara sembunyi. Karena Allah menyukai orang-orang yang mengerjakan ibadah secara sembunyi artinya tidak diperlihatkan kepada orang-orang.

Dan tentunya masih banyak amalan-amalan sosial lainnya yang bisa kita rekayasa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi sesama. Dan untuk itu marilah sama-sama meningkatkan kesholihan secara pribadi maupun sosial. Semoga dengan bertambahnya orang-orang yang sholih pribadi dan sosial negri ini bisa menjadi lebih baik. Amin...

SARANA MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH

        Jika kita bicara masalah mendekatkan diri kepada Allah, maka secara tidak langsung kita juga akan bicara masalah kecintaan terhadapNya. Karena mana mungkin sesorang bisa dekat dengan Allah jika dia tidak mempunyai rasa cinta terhadapNya? Apalagi dekat mendekatkan diri pun tidak akan mau, jika dia tidak mempunyai rasa cinta. Oleh karena itu, sebelum kita membahas tentang sarana-sarana untuk mendekatkan diri kepadaNya, alangkah baiknya jika kita membahas perihal cinta kepada Allah terlebih dahulu. Nah jika membahas cinta kepada Allah maka kita juga tidak bisa terlepas dalam membahas cinta kepada Rosulullah. Karena beliau adalah utusan Allah.

        Jadi masalah mendekatkan diri kepada Allah ini adalah sangat luas cakupannya. Mendekatkan diri kepada Allah juga bisa dikaitkan dengan masalah takut kepadaNya. Dengan rasa takut ini sesorang hanya akan meminta dan memohon perlindungan kepada Allah, sehingga rasa takut ini bisa menjadikan sesorang lebih dekat kepadaNya. Namun disini saya tidak akan membahas masalah takut kepada Allah secara panjang lebar, melainkan hanya sebagai tambahan-tambahan saja.

    Allah ta’ala berfirman dalam Al-quran surat ali Imran ayat 31, yang artinya kurang lebih: “katakanlah, jika kamu benar-benar mencintai Allah ikutilah dalam agamaku, karena sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Aku menyampaikan riosalahNya pada kamu dan hujjahNya atas kamu” .

        Dari ayat diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jika kita benar-benar mencintai Allah, maka katakanlah. Namun ayat ini diturunkan ketika ada seorang yang bernama ka’ab bin al asyraf dan kawan-kawannya yang ingin masuk islam. Mereka menjawab,”kami adalah putra-putra Allah dan kami sangat mencintai Allah”. Lalu turunlah ayat diatas.

        Berbeda dengan cintanya orang-orang mukmin. Cinta mereka diwujudkan dengan mengikuti segala perintahNya, mengutamakan taat padaNya, dan selalu mencari ridhaNya. Sedangkan cinta Allah kepada orang mukmin adalah pujian atsa mereka, pahalaNya atas mereka, ampunan dan rahmatNya, pemeliharaan dari dosa dan taufikNya. Nah dari wujud cinta orang mukmin diatas sekarang kita bisa mengerti bahwa dengan rasa cinta itu, secara tidak langsung kita akan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah.

        Misalnya saja kita. Jika kita lagi mencintai seseorang, maka kita pun akan selalu ingin dekat dengannya. Bahkan jika tidak melihatnya sehari saja, rasanya seperti setahun. Dan kita juga akan melakukan apa saja yang dia inginkan dan dia sukai. Selalu berusaha untuk melalukan yang terbaik dihadapannya. Nah itu baru cinta kepada manusia, tapi sudah sebegitunya. Apalagi cinta kepada Allah? Jiwa, raga, dan harta benda sudah tidak ada artinya. Bahkan mati tidak lagi menjadi hal yang menakutkan melaiankan hal-hal yang paling diharapakan dan ditunggu-tunggu. Karena hanya dengan kematian dia bisa bertemu dengan kekasihNya.

    “Lebih dekat dengan Allah”. Sebenarnya kalimat mengandung makna yang sangat dalam. Sesungguhnya Allah itu lebih dekat daripada urat nadi kita sendiri. Kok bisa...??? Karena begitu dekatnya sampai-sampai kita tidak bisa melihatnya. Bukankah jika kita melihat barang yang jaraknya dekat sekali dengan mata kita malah tidak bisa melihat barang itu. Jika melihat dengan kacamata agama yang lebih dalam. Sesungguhnya Allah ada dalam diri kita. Tapi kita sendiri tidak bisa mengetahuinya. Bahkan merasakan kehadiranNya pun sangat sulit sekali. Ya itu semua karena dosa-dosa kita yang terlalu banyak. Sehingga menghalangi kita untuk bisa melihat Allah.

        Sekarang kita akan bicara tentang sarana-sarana yang bisa mendeklatkan diri kepada Allah. Dalam sebuah hadits dari abu hurairah, rasulullah bersabda: “Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang memusui wali-Ku, maka Aku akan menyatakan perang terhadapnya. Tidaklah hamba-Ku mendekati-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cinta daripada apa yang Aku wajibkan. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah sunah sehinnga Aku mencintainya. Ketika Aku mencintainya, Aku jadi pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatan yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangan yang ia gunakan untuk menggenggam dan menjadi kaki yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Ku beri, dan jika meminta perlindungan-Ku pasti Ku lindungi.” (HR. Bukhori)

        Dari hadits diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan apa Allah telah wajibkan dan ditambah dengan ibadah-ibadah sunah. Dan Allah sebutkan bahwa tidak ada yang lebih Allah cintai selain ibadah wajib, yakni sarana dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Nah sekarang kita tahu bahwa untuk mendekatkan diri kepada Allah kita harus melaksanakan apa yang telah diwajibkanNya, dan juga amalan-amalan sunah yang sudah diajarkan oleh Rosulullah.

        Jika kita membahas hadits diatas maka akan panjang sekali, karena hadits diatsa maknanya sangat dalam sekali apalgi jika betul-betul memahami dan mentadabburinya dengan benar. Tapi disini kita hanya mengambil point yang berhubungan dengan sarana unutk mendekatkan diri kepada Allah, yakni dengan ibadah wajib dan sunah. Demikian artikel ini kami tulisakan semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Mahasiswa Adalah Agent Of Change

Mahasiswa adalah agent of change (agen perubahan) bagi masyarakat. Yang bertugas memperjuangkan aspirasi masyarakat, karena jika tidak maka masyarakat akan menjadi korban dari kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada masyarakat. Karena kebijakan pemerintah kadang-kadang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Contoh di Semarang, kemarin pemerintah provinsi Semarang berencana menaikkan harga atau tariff rumah sakit umum daerah yang justru merugikan masyarakat kota Semarang sendiri. Bagaimana tidak? Masyarakat Semarang yang perlu dibawa ke rumah sakit jadi di rawat di rumah karena tidak ada biaya untuk berobat. Apakah seperti itu harusnya kebijakan pemerintah?

Nah disinilah peran mahasiswa sebagia agen perubahan, mahasisiwa harusnya memperjuangkan nasib masyarakat yang perlu diperjuangkan seperti contoh diatas. Banyak hal yang bisa dilakukan salah satu yang biasa yang sering dilakukan teman-teman mahasiswa adalah aksi damai. Perlu dicatat bahwa aksi yang dibenarkan adalah aksi damai bukan aksi yang membuat kerusuhan. Sekarang banyak sekali aksi yang dilakukan oleh mahasiswa yang akhirnya berujung bentrok dengan aparat sipil. Inilah kesalahan mahasiswa sekarang, mereka suka membuat aksi tapi aksinya masalah membuat rusuh. Menetiakkan kata demokrasi, tapi tanpa sadar sebenarnya mereka sudah menodai demokrasi itu sendiri. Sebuah niatan yang mulia tapi menjadi tidak baik karena dilakukan dengan cara yang salah.

Jarang sekali mahasiswa yang melakukan aksi damai, kebanyakan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi maka mereka membuat kerusuhan, merusak segala fasilitas yang ditemui bahkan warga yang tidak tahu apa-apa menjadi sasaran amukan. Bukan seperti ini mahasiswa yang kita maksud, tapi mahasiswa yang memang benar-benar menperjuangkan nasib masyarakat dengan cara-cara yang dibenarkan dalam agama islam dan tidak juga melanggar hukum Negara.

Selain sebagai agen perubahan, mempunyai beberapa peran lagi salah satunya adalah penghubung antara masyarakat dan pemerintah yang telah ditunjukkan dalam contoh diatas. Sedangkan sebagai agen perubahan peran mahasiswa lebih kepada penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan dan juga pengembangan-pengambangan sumber daya alam yang ada. Termasuk pengembangan suatu masyarakat.

Sebuah organisasi kampus, misalnya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), biasanya mereka punya progam kerja yang salah satunya adalah pengembangan masyarakat. Contoh saja adalah BEM Univesitas Diponegoro, meraka punya daerah yang dijadikan sebagai kampung produktif. Nah BEM UNDIP ini punya daerah di Lorok sari sebuah daerah yang kebanyakan masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Nah orang-orang si BEM ini memberikan pelatihan bagaimana supaya hasil ikan tangkapan mereka tidak dijual secara langsung melainkan diolah dulu menjadi sebuah produk sehingga harga jualnya pun lebih tinggi.Dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lainnya terkait pengembangan masyarakat.

Sedangkan dalam penemuan-penemuan baru, contohnya adalah melalui kegiatan PKM (Progam Kreatifitas Mahasiswa) yang biasa diadakan oleh dikti. Disana banyak sekali ide-ide kreatif mahasiswa yang dituangkan. Salah satu contoh adalah pembangkit listri tenaga ombak, mesin pengelupas mlinjo, dll.

Masih ada satu lagi peran mahasiswa yang tidak kalah penting yaitu tentang RTB (Relawan Tanggap Bencana). Contoh, kemarin wakru gunung merapi meletus banyak sekali mahasiswa dari berbagi Universitas yang pergi ke sana untuk membantu proses evakuasi ataupun yang lainnya. Kalau bukan para mahasiwa terus siapa lagi? Para pejabat pemerintah? Pemerintah kita terlalu lamban untuk soal yang seperti ini. Selain para mahasiswa banyak juga ormas-ormas yang turun tangan ikut membantu proses evakuasi.

Itu salah satu contoh peran mahasiswa sebagai RTB. Mungkin tidak hanya bencana merapi, tetapi juag banyak yang lainnya. Sebagai contoh kemarin Departemen Dimas BEM UNDIP mengadakan aksi bersih pantai maron Di Semarang. Dalam acara ini banyak sekali temen-teman mahasiswa yang ikut. Kegiatan-kegiatan seperti ini harusnya se4ring-sering diadakan oleh mahasiswa. Karena banyak sekali manfaatnya.

GAGASAN KERELAWANAN MAHASISWA, sebuah topik yang sangat menarik untuk dibahas. Dan baru saja kita membahasnya bersama-sama. Ternyata peran mahasiswa itu banyak. Dan mungkin masih ada peran-peran lain yang belum dijelaskan. Namun sebagian besar sudah disebutkan diatas. Semua peran mahasiswa diatas adalah penting. Tapi satu hal yang perlu diingat bahwa selain menjalankan peran-peran diatas seorang mahasiswa juga jangan lupa sama kuliahnya. Jangan sampai kegiatan-kegiatan diatas membuat kuliah jadi terganggu sehingga menurunkan nilai hasil akademis.

Biografi Imam Abu Hanifah An-Nu'am

Imam Abu Hanifah An-Nu'am




{Peristiwa-Peristiwa Menakjubkan Dalam Hidupnya}

Wajahnya tampan dan ceria, fasih bicaranya dan santun tutur katanya. Tidak terlalu tinggi badannya dan tidak jga terlalu pendek, sehingga enak dipandang mata. Di samping itu beliau juga suka berpenampilan rapi, wajahnya ceria dan gemar memakai wewangian. Itulah dia Nu’am bin Tsabit bin Al-Marzuban yang dikenal dengan Abu Hanifah, orang pertama yang meletakkan dasar-dasar fikih dan mengajarkan hikmah-hikmah yang baik.

Biografi Imam Syafi'i

MediaMuslim.Info – Imam Syafi’i, begitulah orang-orang menyebut dan mengenal nama ini, begitu lekat di dalam hati, setelah nama-nama seperti Khulafaur Rasyidin. Namun sangat disayangkan, orang-orang mengenal Imam Syafi’i hanya dalam kapasitasnya sebagai ahli fiqih. Padahal beliau adalah tokoh dari kalangan umat Islam dengan multi keahlian. Karena itu ketika memasuki Baghdad, beliau dijuluki Nashirul Hadits (pembela hadits). Dan Imam Adz-Dzahabi menjuluki beliau dengan sebutan Nashirus Sunnah (pembela sunnah) dan salah seorang Mujaddid (pembaharu) pada abad kedua hijriyah.

Muhammad bin Ali bin Shabbah Al-Baldani berkata: “Inilah wasiat Imam Syafi’i yang diberikan kepada para sahabatnya, ‘Hendaklah Anda bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Alloh Yang Maha Satu, yang tiada sekutu bagiNya. Dan sesungguhnya Muhammad bin Abdillah adalah hamba dan RasulNya. Kami tidak membedakan para rasul antara satu dengan yang lain. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Alloh Subhanahu wa Ta’ala semata, Tuhan semesta alam yang tiada bersekutu dengan sesuatu pun. Untuk itulah aku diperintah, dan saya termasuk golongan orang yang menyerahkan diri kepadaNya. Sesungguhnya Alloh Subhanahu wa Ta’ala membangkitkan orang dari kubur dan sesungguhnya Surga itu haq, Neraka itu haq, adzab Neraka itu haq, hisab itu haq dan timbangan amal serta jembatan itu haq dan benar adanya. Alloh Subhanahu wa Ta’ala membalas hambaNya sesuai dengan amal perbuatannya. Di atas keyakinan ini aku hidup dan mati, dan dibangkitkan lagi InsyaAlloh.

Sesungguhnya Al-Qur’an itu adalah kalam Alloh Subhanahu wa Ta’ala, bukan makhluk ciptaanNya. Sesungguhnya Alloh Subhanahu wa Ta’ala di hari akhir nanti akan dilihat oleh orang-orang mukmin dengan mata telanjang, jelas, terang tanpa ada suatu penghalang, dan mereka mendengar firmanNya, sedangkan Dia berada di atas ‘Arsy. Sesungguhnya takdir, baik buruknya adalah berasal dari Alloh Yang Maha Perkasa dan Agung. Tidak terjadi sesuatu kecuali apa yang Alloh Subhanahu wa Ta’ala kehendaki dan Dia tetapkan dalam qadha’ qadarNya.

Sesungguhnya sebaik-baik manusia setelah Baginda Rasullulloh shallallahu ‘alaihi wasallam adalah Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali radhiallahu’anhum. Aku mencintai dan setia kepada mereka, dan memohonkan ampun bagi mereka, bagi pengikut perang Jamal dan Shiffin, baik yang membunuh maupun yang terbunuh, dan bagi segenap Nabi. Kami setia kepada pemimpin negara Islam (yang berdasarkan Al-Qur’an dan As-Sunnah) selama mereka mendirikan sholat. Tidak boleh membangkang serta memberontak mereka dengan senjata. Kekhilafahan (kepemimpinan) berada di tangan orang Quraisy. Dan sesungguhnya setiap yang banyaknya memabukkan, maka sedikitnya pun diharamkan. Dan nikah mut’ah adalah haram.

Aku berwasiat kepadamu dengan taqwa kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala, konsisten dengan sunnah dan atsar dari Rasululloh shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya. Tinggalkanlah bid’ah dan hawa nafsu. Bertaqwalah kepada Alloh Subhanahu wa Ta’ala sejauh yang engkau mampu. Ikutilah shalat Jum’at, jama’ah dan sunnah (Rasullulloh Shallallahu’alaihi wasallam). Berimanlah dan pelajarilah agama ini. Siapa yang mendatangiku di waktu ajalku tiba, maka bimbinglah aku membaca “Laailahaillallah wahdahu lasyarikalahu waanna Muhammadan ‘abduhu warasuluh”.
Di antara yang diriwayatkan Abu Tsaur dan Abu Syu’aib tentang wasiat Imam Syafi’i adalah: “Aku tidak mengkafirkan seseorang dari ahli tauhid dengan sebuah dosa, sekalipun mengerjakan dosa besar, aku serahkan mereka kepada Alloh Azza Wajalla dan kepada takdir serta iradah-Nya, baik atau buruknya, dan keduanya adalah makhluk, diciptakan atas para hamba dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Siapa yang dikehendaki menjadi kafir, kafirlah dia, dan siapa yang dikehendakiNya menjadi mukmin, mukminlah dia. Tetapi Alloh Subhanahu wa Ta’ala tidak ridha dengan keburukan dan kejahatan dan tidak memerintahkan atau menyukainya. Dia memerintahkan ketaatan, mencintai dan meridhainya. Orang yang baik dari umat Muhammad Shallallahu’alaihi wasallam masuk Surga bukan karena kebaikannya (tetapi karena rahmatNya). Dan orang jahat masuk Neraka bukan karena kejahatannya semata. Dia menciptakan makhluk berdasarkan keinginan dan kehendakNya, maka segala sesuatu dimudahkan bagi orang yang diperuntukkannya, sebagaimana yang terdapat dalam hadits. (Riwayat Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).

Aku mengakui hak pendahulu Islam yang sholeh yang dipilih oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala untuk menyertai NabiNya, mengambil keutamaannya. Aku menutup mulut dari apa yang terjadi di antara mereka, pertentangan ataupun peperangan baik besar maupun kecil. Aku mendahulukan Abu Bakar, kemudian Umar kemudian Utsman kemudian Ali radhiallahu ‘anhum. Mereka adalah Khulafaur Rasyidin. Aku ikat hati dan lisanku, bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan, bukan makhluk yang diciptakan. Sedangkan mempermasalahkan lafazh (ucapan seseorang yang melafazhkan Al-Qur’an apakah makhluk atau bukan) adalah bid’ah, begitu pula sikap tawaqquf (diam, tidak mau mengatakan Al-Qur’an itu bukan makhluk, juga tidak mau mengatakan Al-Qur’an itu makhluk”) adalah bid’ah. Iman adalah ucapan dan amalan yang mengalami pasang surut.

(Lihat Al-Amru bil Ittiba’, As-Suyuthi, hal. 152-154, tahqiq Mustofa Asyur; Ijtima’ul Juyusyil Islamiyah, Ibnul Qayyim, 165).
Kesimpulan wasiat di atas yaitu:
• Aqidah Imam Syafi’i adalah aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah
• Sumber aqidah Imam Syafi’i adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah. Beliau pernah mengucapkan: sebuah ucapan seperti apapun tidak akan pasti (tidak diterima) kecuali dengan (dasar) Kitabulloh atau Sunnah RasulNya. Dan setiap yang berbicara tidak berdasarkan Al-Kitab dan As-Sunnah, maka ia adalah mengigau (membual, tidak ada artinya). Waallu a’lam. ( Manaqibusy Syafi’i, 1/470&475)

• Manhaj Imam Syafi’i dalam aqidah menetapkan apa yang ditetapkan oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan RasulNya, dan menolak apa yang ditolak oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala dan RasulNya. Karena itu beliau menetapkan sifat istiwa’ (Alloh Subhanahu wa Ta’ala bersemayam di atas), ru’yatul mukminin lirrabbihim (orang mukmin melihat Tuhannya) dan lain sebagainya.

o Dalam hal sifat-sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala, Imam Syafi’i mengimani makna zhahirnya lafazh tanpa takwil (meniadakan makna tersebut) apalagi ta’thil (membelokkan maknanya). Beliau berkata: “Hadits itu berdasarkan zhahirnya. Dan jika ia mengandung makna lebih dari satu, maka makna yang lebih mirip dengan zhahirnya itu yang lebih utama.” (Al-Mizanul Kubra, 1/60; Ijtima’ul Juyusy, 95).

Imam Syafi’i pernah ditanya tentang sifat-sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang harus diimani, maka beliau menjawab, bahwa Alloh Subhanahu wa Ta’ala memiliki nama-nama dan sifat-sifat yang telah dikabarkan oleh kitabNya dan dijelaskan oleh NabiNya kepada umatnya. Tidak seorang pun boleh menolaknya setelah hujjah (keterangan) sampai kepadanya karena Al-Qur’an turun dengan membawa nama-nama dan sifat-sifat itu.
Maka barangsiapa yang menolaknya setelah tegaknya hujjah, ia adalah kafir.

Adapun sebelum tegaknya hujjah, ia adalah ma’dzur (diampuni) karena kebodohannya, sebab hal (nama-nama dan sifat-sifat Alloh Subhanahu wa Ta’ala) itu tidak bisa diketahui dengan akal dan pemikiran. Alloh Subhanahu wa Ta’ala memberitahukan bahwa Dia memiliki sifat “Yadaini” (dua tangan), dengan firmanNya, yang artinya: “Tetapi kedua tangan Alloh terbuka” (QS: Al-Maidah: 64). Dia memiliki wajah, dengan firmanNya, yang artinya: “Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali wajahNya” (QS: Al-Qashash: 88).” (Manaqib Asy-Syafi’i, Baihaqi, 1/412-413; Ushul I’tiqad Ahlis Sunnah, Al-Lalikai, 2/702; Siyar A’lam An-Nubala’, 10/79-80; Ijtima’ Al-Juyusy Al-Islamiyah, Ibnul Qayyim, 94).

• Kata-kata “As-Sunnah” dalam ucapan dan wasiat Imam Syafi’i dimaksudkan untuk tiga arti. Pertama, adalah apa saja yang diajarkan dan diamalkan oleh Rasululloh, berarti lawan dari bid’ah. Kedua, adalah aqidah shahihah yang disebut juga tauhid (lawan dari kalam atau ra’yu). Berarti ilmu tauhid adalah bukan ilmu kalam begitu pula sebaliknya. Imam Syafi’i berkata: “Siapa yang mendalami ilmu kalam, maka seakan-akan ia telah menyelam ke dalam samudera ketika ombaknya sedang menggunung”. (Al-Mizanul Kubra, Asy-Sya’rani, 1/60). Ketiga, As-Sunnah dimaksudkan sebagai sinonim dari hadits yaitu apa yang datang dari Rasululloh selain Al-Qur’an.

Ahlus Sunnah disebut juga oleh Imam Syafi’i dengan sebutan Ahlul Hadits. Karena itu beliau juga berwasiat: “Ikutilah Ahlul Hadits, karena mereka adalah manusia yang paling banyak benarnya.” (Al-Adab Asy-Syar’iyah, Ibnu Muflih, 1/231). “Ahli Hadits di setiap zaman adalah bagaikan sahabat Nabi.” (Al-Mizanul Kubra, 1/60)

Di antara Ahlul Hadits yang diperintahkan oleh Imam Syafi’i untuk diikuti adalah Imam Ahmad bin Hanbal, murid Imam Syafi’i sendiri yang menurut Imam Nawawi: “Imam Ahmad adalah imamnya Ashhabul Hadits, imam Ahli Hadits.”


(Sumber Rujukan: Al-Majmu’, Syarhul Muhazzab; Siar A’lam, 10/5-6; Tadzkiratul Huffazh, 1/361; dan sebagaimana dilihat pada setiap penggalan diatas).

Friday, November 4, 2011

Belajar Hidup Sehat Ala Rosulullah Dan Cara Pengobatan Saat Sakit




Islam adalah agama yang paling sempurna, karena di dalam islam sudah diatur berbagai macam peraturan bagaimana seharusnya kita menjalani hidup. Termasuk bagaimana agar hidup kita terjaga kesehatannya, meskipun suatu saat nanti pasti akan terkena penyakit, karena memang faktor-faktor yang tidak bisa di hindari, seperti usia, dan lain lain.

Thursday, November 3, 2011

Mengenal Filsafat Islam



Filsafat dari bahasa yunani philoshopia dan philoshopos. Menurut bentuk kataphiloshopia dan philoshopos diambil dari kata philos dan shopia atau philos dan shopos.Philos berarti cinta dan shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, dan hikmah.

Sedangkan secara istilah filsafat berarti sebuah ilmu yang berusaha mengungkap hakikat sesuatu. Menurut Plato (427-438) filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang genuine. menurut Aristoteles filsafat itu sebagai pengetahuan yang meliputi kebenaran. Terkandung di dalam pengetahuan ini adalah ilmu metafisika, logika, retorika, etika , estetika, dan ekonomi. Sedangkan Al-Farabi mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bagaimana hakikat alam yang sebenarnya. Descrates mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari ilmu pengetahuan.

Itulah definisi filsafat dari beberapa filsof zaman dulu dan juga filsof islam seperti Ibnu Al-Farabi. dari sekian banyak pendapat maka dapat disimpulkan bahwa filsafat itu adalah ilmu yang digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang muncul dari pikiran manusia tentang berbagai kesulitan yang dihadapinya, serta berusaha untuk mencari solusi yang tepat.

Kali ini kita akan membahas mengenai salah satu cabang filsafat yaitu filsafat islam. salah satu ilmu yang sangat berhubungan dengan filsafat islam adalah tasawuf. arti tasawuf dan asal katanya adalah pertikaian ahli-ahli logat. Setengahnya berkata bahwa itu diambil dari katashifa', artinya suci, bersih, ibarat kilat kaca. Setengahnya berkata itu di ambil dari shuf artinya bulu binatang.

Beberapa pendapat mengenai definisi tasawuf:
Ibnu Khaldun berkata:
"Tasawuf itu adalah semacam ilmu syariah yang timbul di dalam agama. asalnya ialah bertekun beribadah dan memutuskan hubungan dengan yang selain Allah, hanya menghadap Allah semata. menolak hiasan-hiasan dunia, serta membenci perkara-perkara yang memperdaya orang banyak. kelezatan harta benda dan kemegahan. dan menyuruh menyendiri menuju jalan Tuhan dalam khalwat dan ibadah."

Sedangkan Junaid berkata:
"Tasawuf ialah keluar dari budi, perangai yang tercela dan masuk kepada perangai budi yang terpuji.”
Pemetaan tokoh yang bergulat dalam filsafat dan tasawuf:
1. Sufi menentang filsafat: abu yazid al-bishtami, jalaludin rumi, al-ghozali, junaid al-baghdadi, dll.
2. Filsuf yang menentang tasawuf: ibnu rusyd, ibnu taymiyyah, ibnu bajjah, ibnu thufail.
3. Tokoh sufi dan filsof sekaligus: dzun nun al-mishri, hakim al-tirmidzi, ibnu arabi, muhammad iqbal, ibnu qoyyim al-jauzi, dll.
4. Filsof yang mempelajari tasawuf: ibnu shina, al-farabi, rabi' bin khaisam, ibnu masarrah, dll.
5. Mutashawwif yang menggunakan ungkapan filosofis: manshur al-hallaj, ibnu atha', ibnu arabi, syekh siti jenar, dll.

Tasawuf pada dasarnya merupakan jalan atau cara yang di tempuh seseorang untuk mengetahui tingkah laku dan sifat-sifat nafsu, baik yang buruk maupun yang terpuji. Oleh karena itu kedudukan ilmu tasawuf dalam islam diakui sebagai ilmu agama yang berkaitan dengan moral serta tingkah laku yang merupakan substansi dari islam.
Adapun tujuan mempelajari dan mengamalkan ilmu tasawuf adalah untuk mencapai makrifat Allah, yakni mampu memandang Allah dengan penglihatan batin atau mencapai maqam ihsan, yakni mampu beribadah seakan-akan melihat Allah.
Setetah kita membahas panjang lebar mengenai filsafat dan tasawuf. Sekarang kita akan membahas tentang agama. dan hubungan antara agama dan ilmu filsafat.

Dari segi doktrin agama dapat di definisikan sebagai sistem kebenaran-kebenaran umum yang memilih kekuatan untuk membentuk karakter, asalkan kebenaran-kebenaran itu dianut secara tulus dan sungguh-sungguh dihayati. Dalam jangka panjang karakter dan perilaku laku seseorang bergantung pada keyakinan-keyakinannya yang terdalam. Hidup adalah kenyataan batin dihadapan diri sendiri, yang baru kemudian menjadi kenyataan lahir yang menghubungkannya dengan orang lain. Doktrin ini adalah semata-mata pengingkaran langsung terhadap teori bahwa pertama-tama agama adalah fakta sosial.

Agama ialah apa yang dilakukan menusia dengan kesendiriannya. Dalam menuju puncak kesempurnaannya, agama berkembang melalui tiga tahap. agama adalah transisi dari “Tuhan Sang Suwun” menjadi “Tuhan sang Musuh” dan dari “Tuhan Sang Musuh” menjadi “Tuhan Sang Sahabat”. Konsep agama ini muncul karena kekosongan hidup yang dialami oleh seseorang kemudian timbul konflik dalam dirinya. Namun secara tidak sadar konsep itu menunujukkan bahwa kemunculan Tuhan harus diawali dengan penderitaan, pernyataan ini diungkapkan oleh Pariman Siregar*.

Jadi agama adalah kesendirian. Orang-orang yang tak pernah merasa sendiri seungguhnya tak pernah religius. Karena itu, apa yang muncul dari agama haruslah karakter yang kuat dari seseorang.

Sebenarnya masih banyak pendapat mengenai agama, namun disini kita tidaklah fokus membahas itu. melainkan hanya sebagai pengantar saja mengenai apakah agama itu? Dan sekarang saatnya kita membahas mengenai hubungan antara filsafat dan agama, seberapa dalam hubungan keduanya.

Seorang ulama, kontemporer, Syekh Badi'uz Said An-Nursi yang juga mursyid besar tarekat Bektasyi dalam Rosa il An-Nurnya mengatakan, "Dalam sejarah umat manusia sejak zaman nabi adam hingga sekarang, ada 2 mata rantai yang selalu membuat bingung akal fikiran. mata rantai itu adalah mata rantai filsafat dan agama. keduanya ibarat pohon besar yang cabang rantingnya menjulur ke segala arah sisi kehidupan. Keduanyan bisa meningkatkan kualitas kehidupan manusia (al-sa’adah), bila keduanya bersatu dan bercampur. Namun jika keduanya dipisahkan dan dipertentangkan maka segala bentuk kebaikan akan berada pada sisi agama dan segala bentuk keburukan akan berada disekitar filsafat.

Jadi intinya filsafat dan agama adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Keduanya ibarat dua sisi mata uang logam yang saling menyatu dan sulit untuk dipisahkan. Oleh karena itu bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat secara mendalam hendaklah ia juga memperdalam ilmu agamanya. Agar nantinya tidak terjerumus ke dalam pemahaman yang salah. Sebagaimana ungkapan Syekh Siti Jenar yang sangat kontroversial yaitu, ANA AL HAQ, yang artinya Aku adalah Tuhan. Nah ungkapan itu tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi, misalnya filsafat atau agama saja. Karena yang akan terjadi adalah salah dalam menafsirkan makna. Tapi jika dilihat dari dua aspek, agama dan filsafat maka ungkapan itu akan tampak jelas maknanya. Sehingga seseorang tidak ceroboh dengan memvonis Syekh Siti Jenar adalah orang yang sesat.

Seperti itulah kira-kira hubungan antara filsafat dan agama, dan juga definisi-definisinya menurut beberapa tokoh. Mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat bagi temen-temen semua. isi artikel ini diambil dari beberapa buku filsafat, yaitu: Majalah Misykat (Edisi 55 Desember 2009), Manunggaling Kawulo Gusti (Muhammad Sholikin, 2008), Mencari Tuhan Sepanjang Zaman (Alfert North Whitehead, 1926), Filsafat Ilmu (Cecep Sumarna, 2006), Tasawuf Modern (Hamka,1983), Percik-Percik Kesufian (Achmad Suyuthi, 1996).

Tidak lupa kritik, saran, serta komentar temen-temen selalu saya nantikan guna perbaikan untuk penulisan artikel-artikel selanjutnya. Tidak lupa juga ucapan terima kasih untuk mas pariman yang telah memberikan masukan dalam penulisan artikel ini.

NB:
*penulis buku from minder to master.