Antara Cinta Perasaan dan Kematian
Oreng Posang
Assalamu'alaikum.
apakah masalah perasaan cinta
masuk dalam ranah fiqih yang menimbulkan dampak hukum (halal/haram)?misalnya
kita sudah punya istri, tp qt masih mencintai wanita lain walaupun kita tdk
pernah melakukan hah-hal yang dilarang seperti berduaan, berciuman atau
lainnya. tapi hati qta slalu ingat pada wanita itu. bagaimana hukumnya?
JAWABAN :
Masaji Antoro
Wa'alaykumsalam.
Antara CINTA, PERASAAN DAN
KEMATIAN
[ ص 180 ] 8853
- (من عشق فكتم وعف ومات مات شهيدا) قال ابن عربي : العشق التقاء الحب بالمحب حتى
خالط جميع أجزائه واشتمل عليه اشتمال الصماء.
“Barangsiapa
yang jatuh cinta lantas dia
menahannya hingga ia mati, maka dia mati syahid”. [ Faidh alQadiir VI/233 ].
( من عشق ) من
يتصور حل نكاحها لها شرعا لا كامرد ( فعف ثم مات مات شهيدا ) أي يكون من شهداء
الاخرة لان العشق وان كان مبدؤه النظر لكنه غيرموجب له فهو فعل الله بالعبد بلا
سبب ( خط عن عائشةمن عشق فكتم ) عشقه عن الناس ( وعف فمات فهو شهيد ) والعشق
التفاف الحب بالمحب حتى يخالط جميع أجزائه ( خط عن ابن عباس ) واسناده كالذي قبله
ضعيف
“Barangsiapa
yang jatuh cinta (pada
wanita yang semestinya halal untuk ia nikahi secara syara’ tidak jatuh cinta pada semacam amraad (pemuda
tampan tanpa kumis) lantas dia menahannya hingga ia mati, maka dia mati syahid”
artinya dirinya tergolong syahid diakhirat karena jatuh cinta meskipun berseminya diawali dari
pandangan tapi termasuk hal yang tiada dapat ia hindari, jatuh cinta adalah karya Allah pada
hambanya tanpa suatu sebab”“Barangsiapa yang jatuh cinta lantas dia menyimpannya (dari terlihat
orang-orang) hingga ia mati, maka dia mati syahid”Jatuh cinta adalah berseminya rasa pada kekasih
hingga bercampur diseluruh anggaauta tubuhnya.Sanad hadits ini dan hadits
sebelumnya adalah dho’if. [ At-Taysiir Bi Syarh al-Jamii’ as-Shoghir II/833 ].
SYARAT
JATUH CINTA TERGOLONG
SYAHID
Disyaratkan
kematian yang dapat membawa seseorang tergolong syahid akhirat adalah :
• Iffah ialah tidak sampai
menjerumuskannya pada perbuatan maksiat meskipun sekedar melihat yang
diharamkan
• Kitmaan ialah tidak diekspresikan
dengan bentuk ungkapan namun ia pendam dalam hati, meskipun mengungkap perasaan
kala seseorang jatuh cinta
hukumnya sunnah
• Yang ia cintai halal untuk dinikahi
secara syara’
نعم الميت عشقا
شرطه العفة والكتمان لخبر من عشق وعف وكتم فمات مات شهيدا وإن كان الأصح وقفه على
ابن عباس قال شيخنا ويجب أن يراد به من يتصور إباحة نكاحها له شرعا ويتعذر الوصول
إليها كزوجة الملك وإلا فعشق المرد معصية فكيف تحصل بها درجة الشهادة اه.
[ Mughni al-Muhtaaj I/350 ].
( قَوْلُهُ
وَالْمَيِّتُ عِشْقًا ) أَيْ بِشَرْطِ الْعِفَّةِ عَنْ الْمُحَرَّمَاتِ بِحَيْثُ
لَوْ اخْتَلَى بِمَحْبُوبِهِ لَمْ يَقَعْ بَيْنَهُمَا فَاحِشَةٌ وَبِشَرْطِ
الْكِتْمَانِ حَتَّى عَنْ مَحْبُوبِهِ وَإِنْ كَانَ يُسَنُّ إعْلَامُهُ بِأَنَّهُ
يُحِبُّهُ وَمَعَ ذَلِكَ لَوْ أَعْلَمَهُ فَاتَتْهُ رُتْبَةُ الشَّهَادَةِ ا هـ
...وَعِبَارَةُ الشَّوْبَرِيِّ قَوْلُهُ وَالْمَيِّتُ عِشْقًا أَفْتَى الْوَالِدُ
رَحِمَهُ اللَّهُ تَعَالَى بِأَنَّهُ لَا فَرْقَ بَيْنَ عِشْقِ مَنْ يُتَصَوَّرُ
نِكَاحُهُ شَرْعًا أَوْ لَا كَالْأَمْرَدِ حَيْثُ عَفَّ وَكَتَمَ إذْ الْمَحَبَّةُ
لَا قُدْرَةَ عَلَى دَفْعِهَا وَقَدْ يَكُونُ الصَّبْرُ عَلَى الثَّانِي أَشَدَّ
إذْ لَا وَسِيلَةَ لَهُ لِقَضَاءِ وَطَرِهِ بِخِلَافِ الْأَوَّلِ.
[ Hasyiyah al-Jamaal VII/155 ].
Membayangkan
wanita lain saat berhubungan ‘intim’ dengan istrinya menurut kalangan
Malikiyyah, Hanabilah, Hanafiyyah dan sebagian kalangan Syafi’iyyah hukumnya
haram dan berdosa namun sebagian kalangan Syafi’iyyah tidak sampai
menghukuminya haram karena bayangan dan perasaan adalah sesuatu yang tidak
dapat ia kuasai.