“Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan ku persembahkan bagimu.”
Berdasarkan Firman Allah diatas, maka hal itulah yang mandasari mengapa kita harus berdo’a? Allah menjamin bahwa barang siapa yang berdo’a kepadaNya, pasti Dia akan mengabulkan. Asalkan dalam berdo’a itu kita sungguh-sungguh dan yakin bahwa do’a kita akan dikabulkan. Satu lagi hal yang penting bahwa do’a kita itu tidak berseberangan dengan keadaan kita. Misalnya kita berdo’a ingin jadi presiden, tapi kita sendiri SMA tidak lulus. Maka bagaimana Allah berkenan mengabulkan do’anya orang yang seperti itu.
Ada hal yang perlu diketahui juga, bahwa do’a itu tak selamanya dikabulkan di dunia, ada kalanya do’a itu dikabulkan di akhirat. Itu semua tergantung kesiapan diri kita denagn do’a yang kita panjatkan. Semakin kita siap dengan do’a kita maka semakin cepat Allah mengabulkan do’a. Misal, kita berdo’a ingin mendapatkan istri yang sholihah. Namun diri kita sendiri belum sholih dan belum siap menikah juga. Maka Allah pun menunda do’a kita sampai kita siap dengan apa yang kita minta. Jadi sebenarnya Allah itu bukan tidak mengabulkan do’a, hanya saja ia menundanya sampai tiba waktu yang tepat untuk dikabulkan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam hal berdo’a ini adalah bahwa secara tidak langsung kita telah menunut hak kepada Allah. Nah Allah pun akan memberikan hak kita, jika kita juga telah melaksanakan kewajiban. Jadi tidak mungkin Allah memberikan hak kepada orang yang tidak melaksanakan kewajiban. Seperti Firman Allah dalam surat A-Fatihah ayat 5, yang berbunyi:
“Iyyaka na’budu, wa iyyaka nasta’in.”
“hanya kepadaMu kami menyembah, dan hanya kepadaMu kami minta pertolongan.”
Mengapa disana iyyaka na’budu lebih didahulukan daripada iyyaka nasta’in? Karena sebelum kita menuntut hak kita, maka sudah selayaknya kita mengerjakan kewajiban-kewajiban kita.
Kembali kepada judul kita “mengapa kita harus berdo’a?”. Sebenarnya masih banyak alasan mengapa kitaharus berdo’a? Jika kita mengaku orang islam maka sudah seharusnya kita berdo’a kepada Allah. Karena do’a itu adalah senjatanya orang muslim. Sebagaimana Nabi berdo’a ketika perang badar, dimana jumlah kaum muslimin hanya sekitar 314 sedangkan jumlah pasukan kafir qurasy lebih daei seribu dengan persenjatan yang lengkap. Lalu nabi pun berdo’a kepada Allah, kurang lebih do’anya sebagai berikut:
“Ya Allah, jika hari ini kaum muslimin kalah atau hancur, maka Engkau tidak akan disembah untuk selama-lamanya.”
Maka dengan berdo’a seperti itu, Allah pun memenangkan kaum muslimin. Padahal jika kita pikir. Bagaimana pasukan yang berjumlah sekitar 314 dengan persenjataan yang apa adanya dapat mengalahkan pasukan yang berjumlah 1000 lebih dengan senjata yang lengkap. Itu karena kaum muslimin punya senjata yang tidak terlihat, namun bisa efeknya sungguh luarbiasa, ya itulah “DO’A”. Sebuah senjata yang sangat ampuh dan ampuh dan luarbiasa.
Harusnya kita bangga sebagai umat yang punya senjata seperti itu. Senjata yang tidak dimiliki oleh umat lain. Namun tidak semua orang sadar dan mengerti akan hal itu. Hanya orang yang mau berfikir dan belajarlah yang tahu akan senjata mutakhir yang tidak bisa dibeli ini. Satu lagi senjata ini bisa digunakan oleh siapa saja yang ingin menggunakannnya. Dan jika dia ingin senjatanya mendapatkan hasil seperti yang dia inginkan, maka dia juga harus melakukan hal-hal yang membuat senjatanya berfungsi dengan baik. Itulah sedikit analogi do’a sebagai senjata orang islam.
Ada beberapa hal yang harus dilakukan sebelum kita berdo’a. Agar supaya waktu berdo’a Allah mengabulkan do’a kita, yaitu sebagai berikut: Seseorang hendaknya memperhatikan waktu yang mustajabah dalam berdo’a, berada dalam keadaan suci, menghadap kiblat, bedo’a dengan suara pelan, merendahkan diri, ia memulai dengan menyebut nama Allah, mengucap sholawat atas Nabi, mengembalikan hak orang lain, dan yakin bahwa Allah akan mengabulkan do’anya ini adalah hal yang penting.
Hal-hal diatas adalah termasuk adab-adab dalam berdo’a. Semoga dengan menggunakan adab-adab tersebut Allah mengabulkan do’a-do’a kita. Amin....99x
