Filsafat dari bahasa yunani philoshopia dan philoshopos. Menurut bentuk kataphiloshopia dan philoshopos diambil dari kata philos dan shopia atau philos dan shopos.Philos berarti cinta dan shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, dan hikmah.
Sedangkan secara istilah filsafat berarti sebuah ilmu yang berusaha mengungkap hakikat sesuatu. Menurut Plato (427-438) filsafat adalah pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang genuine. menurut Aristoteles filsafat itu sebagai pengetahuan yang meliputi kebenaran. Terkandung di dalam pengetahuan ini adalah ilmu metafisika, logika, retorika, etika , estetika, dan ekonomi. Sedangkan Al-Farabi mendefinisikan filsafat sebagai ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bagaimana hakikat alam yang sebenarnya. Descrates mendefinisikan filsafat sebagai kumpulan ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari ilmu pengetahuan.
Itulah definisi filsafat dari beberapa filsof zaman dulu dan juga filsof islam seperti Ibnu Al-Farabi. dari sekian banyak pendapat maka dapat disimpulkan bahwa filsafat itu adalah ilmu yang digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan yang muncul dari pikiran manusia tentang berbagai kesulitan yang dihadapinya, serta berusaha untuk mencari solusi yang tepat.
Kali ini kita akan membahas mengenai salah satu cabang filsafat yaitu filsafat islam. salah satu ilmu yang sangat berhubungan dengan filsafat islam adalah tasawuf. arti tasawuf dan asal katanya adalah pertikaian ahli-ahli logat. Setengahnya berkata bahwa itu diambil dari katashifa', artinya suci, bersih, ibarat kilat kaca. Setengahnya berkata itu di ambil dari shuf artinya bulu binatang.
Beberapa pendapat mengenai definisi tasawuf:
Ibnu Khaldun berkata:
"Tasawuf itu adalah semacam ilmu syariah yang timbul di dalam agama. asalnya ialah bertekun beribadah dan memutuskan hubungan dengan yang selain Allah, hanya menghadap Allah semata. menolak hiasan-hiasan dunia, serta membenci perkara-perkara yang memperdaya orang banyak. kelezatan harta benda dan kemegahan. dan menyuruh menyendiri menuju jalan Tuhan dalam khalwat dan ibadah."
Sedangkan Junaid berkata:
"Tasawuf ialah keluar dari budi, perangai yang tercela dan masuk kepada perangai budi yang terpuji.”
Pemetaan tokoh yang bergulat dalam filsafat dan tasawuf:
1. Sufi menentang filsafat: abu yazid al-bishtami, jalaludin rumi, al-ghozali, junaid al-baghdadi, dll.
2. Filsuf yang menentang tasawuf: ibnu rusyd, ibnu taymiyyah, ibnu bajjah, ibnu thufail.
3. Tokoh sufi dan filsof sekaligus: dzun nun al-mishri, hakim al-tirmidzi, ibnu arabi, muhammad iqbal, ibnu qoyyim al-jauzi, dll.
4. Filsof yang mempelajari tasawuf: ibnu shina, al-farabi, rabi' bin khaisam, ibnu masarrah, dll.
5. Mutashawwif yang menggunakan ungkapan filosofis: manshur al-hallaj, ibnu atha', ibnu arabi, syekh siti jenar, dll.
Tasawuf pada dasarnya merupakan jalan atau cara yang di tempuh seseorang untuk mengetahui tingkah laku dan sifat-sifat nafsu, baik yang buruk maupun yang terpuji. Oleh karena itu kedudukan ilmu tasawuf dalam islam diakui sebagai ilmu agama yang berkaitan dengan moral serta tingkah laku yang merupakan substansi dari islam.
Adapun tujuan mempelajari dan mengamalkan ilmu tasawuf adalah untuk mencapai makrifat Allah, yakni mampu memandang Allah dengan penglihatan batin atau mencapai maqam ihsan, yakni mampu beribadah seakan-akan melihat Allah.
Setetah kita membahas panjang lebar mengenai filsafat dan tasawuf. Sekarang kita akan membahas tentang agama. dan hubungan antara agama dan ilmu filsafat.
Dari segi doktrin agama dapat di definisikan sebagai sistem kebenaran-kebenaran umum yang memilih kekuatan untuk membentuk karakter, asalkan kebenaran-kebenaran itu dianut secara tulus dan sungguh-sungguh dihayati. Dalam jangka panjang karakter dan perilaku laku seseorang bergantung pada keyakinan-keyakinannya yang terdalam. Hidup adalah kenyataan batin dihadapan diri sendiri, yang baru kemudian menjadi kenyataan lahir yang menghubungkannya dengan orang lain. Doktrin ini adalah semata-mata pengingkaran langsung terhadap teori bahwa pertama-tama agama adalah fakta sosial.
Agama ialah apa yang dilakukan menusia dengan kesendiriannya. Dalam menuju puncak kesempurnaannya, agama berkembang melalui tiga tahap. agama adalah transisi dari “Tuhan Sang Suwun” menjadi “Tuhan sang Musuh” dan dari “Tuhan Sang Musuh” menjadi “Tuhan Sang Sahabat”. Konsep agama ini muncul karena kekosongan hidup yang dialami oleh seseorang kemudian timbul konflik dalam dirinya. Namun secara tidak sadar konsep itu menunujukkan bahwa kemunculan Tuhan harus diawali dengan penderitaan, pernyataan ini diungkapkan oleh Pariman Siregar*.
Jadi agama adalah kesendirian. Orang-orang yang tak pernah merasa sendiri seungguhnya tak pernah religius. Karena itu, apa yang muncul dari agama haruslah karakter yang kuat dari seseorang.
Sebenarnya masih banyak pendapat mengenai agama, namun disini kita tidaklah fokus membahas itu. melainkan hanya sebagai pengantar saja mengenai apakah agama itu? Dan sekarang saatnya kita membahas mengenai hubungan antara filsafat dan agama, seberapa dalam hubungan keduanya.
Seorang ulama, kontemporer, Syekh Badi'uz Said An-Nursi yang juga mursyid besar tarekat Bektasyi dalam Rosa il An-Nurnya mengatakan, "Dalam sejarah umat manusia sejak zaman nabi adam hingga sekarang, ada 2 mata rantai yang selalu membuat bingung akal fikiran. mata rantai itu adalah mata rantai filsafat dan agama. keduanya ibarat pohon besar yang cabang rantingnya menjulur ke segala arah sisi kehidupan. Keduanyan bisa meningkatkan kualitas kehidupan manusia (al-sa’adah), bila keduanya bersatu dan bercampur. Namun jika keduanya dipisahkan dan dipertentangkan maka segala bentuk kebaikan akan berada pada sisi agama dan segala bentuk keburukan akan berada disekitar filsafat.
Jadi intinya filsafat dan agama adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Keduanya ibarat dua sisi mata uang logam yang saling menyatu dan sulit untuk dipisahkan. Oleh karena itu bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat secara mendalam hendaklah ia juga memperdalam ilmu agamanya. Agar nantinya tidak terjerumus ke dalam pemahaman yang salah. Sebagaimana ungkapan Syekh Siti Jenar yang sangat kontroversial yaitu, ANA AL HAQ, yang artinya Aku adalah Tuhan. Nah ungkapan itu tidak bisa hanya dilihat dari satu sisi, misalnya filsafat atau agama saja. Karena yang akan terjadi adalah salah dalam menafsirkan makna. Tapi jika dilihat dari dua aspek, agama dan filsafat maka ungkapan itu akan tampak jelas maknanya. Sehingga seseorang tidak ceroboh dengan memvonis Syekh Siti Jenar adalah orang yang sesat.
Seperti itulah kira-kira hubungan antara filsafat dan agama, dan juga definisi-definisinya menurut beberapa tokoh. Mudah-mudahan artikel ini bisa bermanfaat bagi temen-temen semua. isi artikel ini diambil dari beberapa buku filsafat, yaitu: Majalah Misykat (Edisi 55 Desember 2009), Manunggaling Kawulo Gusti (Muhammad Sholikin, 2008), Mencari Tuhan Sepanjang Zaman (Alfert North Whitehead, 1926), Filsafat Ilmu (Cecep Sumarna, 2006), Tasawuf Modern (Hamka,1983), Percik-Percik Kesufian (Achmad Suyuthi, 1996).
Tidak lupa kritik, saran, serta komentar temen-temen selalu saya nantikan guna perbaikan untuk penulisan artikel-artikel selanjutnya. Tidak lupa juga ucapan terima kasih untuk mas pariman yang telah memberikan masukan dalam penulisan artikel ini.
NB:
*penulis buku from minder to master.