Jika kita bicara masalah mendekatkan diri kepada Allah, maka secara tidak langsung kita juga akan bicara masalah kecintaan terhadapNya. Karena mana mungkin sesorang bisa dekat dengan Allah jika dia tidak mempunyai rasa cinta terhadapNya? Apalagi dekat mendekatkan diri pun tidak akan mau, jika dia tidak mempunyai rasa cinta. Oleh karena itu, sebelum kita membahas tentang sarana-sarana untuk mendekatkan diri kepadaNya, alangkah baiknya jika kita membahas perihal cinta kepada Allah terlebih dahulu. Nah jika membahas cinta kepada Allah maka kita juga tidak bisa terlepas dalam membahas cinta kepada Rosulullah. Karena beliau adalah utusan Allah.
Jadi masalah mendekatkan diri kepada Allah ini adalah sangat luas cakupannya. Mendekatkan diri kepada Allah juga bisa dikaitkan dengan masalah takut kepadaNya. Dengan rasa takut ini sesorang hanya akan meminta dan memohon perlindungan kepada Allah, sehingga rasa takut ini bisa menjadikan sesorang lebih dekat kepadaNya. Namun disini saya tidak akan membahas masalah takut kepada Allah secara panjang lebar, melainkan hanya sebagai tambahan-tambahan saja.
Allah ta’ala berfirman dalam Al-quran surat ali Imran ayat 31, yang artinya kurang lebih: “katakanlah, jika kamu benar-benar mencintai Allah ikutilah dalam agamaku, karena sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Aku menyampaikan riosalahNya pada kamu dan hujjahNya atas kamu” .
Dari ayat diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jika kita benar-benar mencintai Allah, maka katakanlah. Namun ayat ini diturunkan ketika ada seorang yang bernama ka’ab bin al asyraf dan kawan-kawannya yang ingin masuk islam. Mereka menjawab,”kami adalah putra-putra Allah dan kami sangat mencintai Allah”. Lalu turunlah ayat diatas.
Berbeda dengan cintanya orang-orang mukmin. Cinta mereka diwujudkan dengan mengikuti segala perintahNya, mengutamakan taat padaNya, dan selalu mencari ridhaNya. Sedangkan cinta Allah kepada orang mukmin adalah pujian atsa mereka, pahalaNya atas mereka, ampunan dan rahmatNya, pemeliharaan dari dosa dan taufikNya. Nah dari wujud cinta orang mukmin diatas sekarang kita bisa mengerti bahwa dengan rasa cinta itu, secara tidak langsung kita akan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Misalnya saja kita. Jika kita lagi mencintai seseorang, maka kita pun akan selalu ingin dekat dengannya. Bahkan jika tidak melihatnya sehari saja, rasanya seperti setahun. Dan kita juga akan melakukan apa saja yang dia inginkan dan dia sukai. Selalu berusaha untuk melalukan yang terbaik dihadapannya. Nah itu baru cinta kepada manusia, tapi sudah sebegitunya. Apalagi cinta kepada Allah? Jiwa, raga, dan harta benda sudah tidak ada artinya. Bahkan mati tidak lagi menjadi hal yang menakutkan melaiankan hal-hal yang paling diharapakan dan ditunggu-tunggu. Karena hanya dengan kematian dia bisa bertemu dengan kekasihNya.
“Lebih dekat dengan Allah”. Sebenarnya kalimat mengandung makna yang sangat dalam. Sesungguhnya Allah itu lebih dekat daripada urat nadi kita sendiri. Kok bisa...??? Karena begitu dekatnya sampai-sampai kita tidak bisa melihatnya. Bukankah jika kita melihat barang yang jaraknya dekat sekali dengan mata kita malah tidak bisa melihat barang itu. Jika melihat dengan kacamata agama yang lebih dalam. Sesungguhnya Allah ada dalam diri kita. Tapi kita sendiri tidak bisa mengetahuinya. Bahkan merasakan kehadiranNya pun sangat sulit sekali. Ya itu semua karena dosa-dosa kita yang terlalu banyak. Sehingga menghalangi kita untuk bisa melihat Allah.
Sekarang kita akan bicara tentang sarana-sarana yang bisa mendeklatkan diri kepada Allah. Dalam sebuah hadits dari abu hurairah, rasulullah bersabda: “Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang memusui wali-Ku, maka Aku akan menyatakan perang terhadapnya. Tidaklah hamba-Ku mendekati-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cinta daripada apa yang Aku wajibkan. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah sunah sehinnga Aku mencintainya. Ketika Aku mencintainya, Aku jadi pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatan yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangan yang ia gunakan untuk menggenggam dan menjadi kaki yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Ku beri, dan jika meminta perlindungan-Ku pasti Ku lindungi.” (HR. Bukhori)
Dari hadits diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan apa Allah telah wajibkan dan ditambah dengan ibadah-ibadah sunah. Dan Allah sebutkan bahwa tidak ada yang lebih Allah cintai selain ibadah wajib, yakni sarana dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Nah sekarang kita tahu bahwa untuk mendekatkan diri kepada Allah kita harus melaksanakan apa yang telah diwajibkanNya, dan juga amalan-amalan sunah yang sudah diajarkan oleh Rosulullah.
Jika kita membahas hadits diatas maka akan panjang sekali, karena hadits diatsa maknanya sangat dalam sekali apalgi jika betul-betul memahami dan mentadabburinya dengan benar. Tapi disini kita hanya mengambil point yang berhubungan dengan sarana unutk mendekatkan diri kepada Allah, yakni dengan ibadah wajib dan sunah. Demikian artikel ini kami tulisakan semoga bermanfaat bagi para pembaca.