Imam Abu Hanifah An-Nu'am |
{Peristiwa-Peristiwa Menakjubkan Dalam Hidupnya}
Wajahnya tampan dan ceria, fasih bicaranya dan santun tutur katanya. Tidak terlalu tinggi badannya dan tidak jga terlalu pendek, sehingga enak dipandang mata. Di samping itu beliau juga suka berpenampilan rapi, wajahnya ceria dan gemar memakai wewangian. Itulah dia Nu’am bin Tsabit bin Al-Marzuban yang dikenal dengan Abu Hanifah, orang pertama yang meletakkan dasar-dasar fikih dan mengajarkan hikmah-hikmah yang baik.
Beliau terkenal dengan kedermawanannya, hingga setiap kali beliau memberikan belanja kepada keluarganya, beliau juga menginfakkan jumlah uang yang sama kepada orang-orang yang membutuhkan. Setiap kali beliau memakai baju baru, beliau juga membelikan baju untuk orang-orang miskin sebesar harga bajunya. Jika diletakkan makanan dihadapannya, beliau sisihkan separuhnya untuk diberikan kepada orang-orang fakir.
Diriwayatkan pula bahwa beliau telah bertekad setiap kali bersumpah kepada Allah ditengah pembicaraannya, beliau akan bersedekah dengan satu dirham perak. Berikutnya ditingkatkan lagi, beliua berjanji akan bersedekah satu dinar emas setiap kali bersumpah ditengah pembicaraannya. Namun jika sumpahnya jadi kenyataan beliau bersedekah lagi satu dinar.
Salah satu rekan bisnis abu Hanifah adalah Hafsh bin Abdurrahman. Abu hanifah sering menitipkan kain-kain kepadanya untuk di jual ke sebagian kota-kota irak. Suatu kali abu hanifah memberikan pakaian yang banyak kepada Hafsh sambil memnberitahukan bahwa barang ini dan itu da cacatnya. Beliau berkata: “Jika anda bermaksud menjualnya, beritahukanlah cacat pada barangnya.”
Akhirnya Hafsh berhasil menjual seluruh barang, namun dia lupa memberitahukan cacat barang-barang tertentu tersebut. Dia telah berusaha mengingat-ingat orang yang membeli barang cacat tersebut, namun hasilnya nihil. Tatkala Abu Hanifah mengetahui duduk perkaranya, beliau merasa tidak tenang. Hingga akhirnya beliau sedekahkan semua hasil barang yang telah dijual Hafsh.
Itu adalah sedikit kisah dari Abu Hanifah yang cukup menggugah kita untuk selalu beramal. Masih banyak kisah-kisah luar biasa dari beliau, tapi kisah ini cukup untuk membuka hati kita supaya selalu bersedekah dan berinfak dengan sebagian harta yang kita miliki. Karena 2,5% harta kita adalah hak dari fakir miskin. Semoga kisah ini bisa bermanfaat bagi para pembaca.