Puisi Nikah
Oleh: Noor Cahyo
Satu kata yang begitu
indah “nikah”,
Ah..tapi nyatanya,
pernikahan tak selalu
indah.
Nikah,
Kata orang,
bersatunya 2 jiwa yang kara,
Lebih dari itu, nikah
adalah bersatunya 2 buah keluarga,
Oh betapa indahnya,
Bayangan pernikahan
menghantui insan muda,
Tak tahu disana ada
amanah yang tak biasa,
Jika engkau tak siap
jiwa dan raga,
Mending tak usah
berfikir kesana,
Tetaplah setia pada
dunia,
Dan terus berkarya
untuk bangsa,
Nikah…
Kata orang ikatan
suci,
Ah..naif dan munafik,
Tak ada manusia suci
di dunia ini,
Tetap saja, nikah
hanya menghalalkan
hubungan yang
diharamkan.
Nikah…
Kata orang sunah
Nabi,
Ah..itu hanya dalil
sana-sini,
Untuk motivasi
jiwa-jiwa yang sendiri,
Tanpa tahu, apa makna
“nikah” itu sendiri,
Nikah..
Kata orang bagian
setengah agama,
Apa benar itu
adanya..??
Ah tidak, itu hanya
pembenaran semata,
Enak saja agama
dibeli dengan harta,
Nikah..
Kata orang nikmat
sekali,
Percaya nggak percaya
kalau ini,
Iya..tergantung dia
yang menjalani,
Nikah…
Kata orang menambah
rezki,
Iya, menambah rezki
bagi istri,
Bagi suami tanggungan
sampai mati,
Nikah..
Kata orang hanya ijab
sah,
“Aku terima
nikahnya…dengan seperangkat alat sholat”,
Tak abis pikir,
Anak orang dibeli dan
dihargai
dengan alat
sholat..??
Lucunya..abis itu
alatnya tak pernah disentuh lagi,
Nikah..
Aku pikir emang
indah,
Tapi aku tahu tak ada
indah yang selalu merekah,
Hingga saatnya tiba
ditaman surga,
Nikah..
Kata orang cukup satu
istri,
Kalau yang ini benar
sekali,
Lalu bagaimana dengan
Nabi?
Kita kan bukan
manusia suci seperti Nabi?
Nikah…
Kata orang untuk
melanjutkan keturunan,
“qurrota a’yun waj
‘alna lil muttaqima imaman”
Tak bisa dipungkiri
itu juga sebuah tujuan,
Bahkan do’a bagi orang-orang
beriman,
Tanpa keturunan,
Apa yang nanti Nabi
banggakan,
Dari umatnya yang
sekarang?
Oh menikahlah
denganku..
Siapa yang tak mau
dirayu seperti itu..??
Aku juga mau,
Eits ntar dulu..
Engkau juga harus
tahu hak dan kewajibanmu,
Ibadahmu, kerjamu,
harus mapan dulu,
Agar penikahanmu tak
berakhir dengan derita melulu,
Nikah…
Akhirnya begitulah
orang-orang mengartikannya,
“Asrama Etos”
Ahad, 16/12-12
Sajak Cinta
Oleh: Noor Cahyo
Cintaku padamu tiada umpamanya,
Cinta adam-hawa tiada apa-apanya,
Apalagi romeo-juliet itu belum seberapa,
Cinta qais-laila? Ah itu hanya sebuah cerita,
Cintaku padamu tiada ibaratnya,
Ibarat bunga dan kumbang,
Bunga layu, ah…kumbangpun tak mau,
Ibarat bulan dan bintang,
Ah keduanya hanya terlihat diwaktu malam,
Itulah cintaku padamu,
Tiada ibarat dan umpama,
Sebab,
Akulah semilir anginmu,
Akulah ombak lautmu,
Akulah cahaya mataharimu,
Oh kasih,
Sebab akulah dirimu,
Kita dua tapi satu jiwa,
“Asrma Keluarga Mahasiswa”
Rabu, 12/12-12
Jam 11.00
Jangan Lupakan Aku
Oleh: Noor Cahyo
Jangan lupakan Aku,
Karena Aku selalu Ada dalam hidupmu,
Aku akan selalu Ada,
Dan akan tetap Ada,
Adanya Aku adalah Adanya Engkau
Kita ini adalah satu Ada,
Karena Ada adalah Ada,
Tiada bukan lawan kata Ada,
Karena tiada adalah tiada,
Dan yang ada hanyalah Ada,
Sungguh aku tak meng-ada-ada
Jadi, jangan lupakan Aku,
Karena Aku selalu Ada dalam hidupmu,
“Semarang, 2012”
Dengan
Namamu
Oleh: Noor Cahyo
Apa yang ku bayangkan
tentang dirimu,
Selalu sama muncul bersama namamu,
Apa yang ku ingat
tentang peringaimu,
Selalu saja namamu ada disitu,
Apa yang ku pikirkan
tentang keindahanmu,
Selalu saja yang aku jumpai adalah namamu,
Akhirnya,
Dengan namamu,
Aku pun hidup.
Dengan namamu,
Aku pun mati,
Ah…ada apa dengan namamu…???
Jangan Pergi Dariku
Oleh: Noor Cahyo
Jangan pergi dari Aku,
Apalah artinya aku tanpa Engkau,
Aku tak bisa,
Aku tak berdaya,
Aku tak kuasa,
Hidup tanpa Engkau,
Jangan pergi dari Aku,
Mungkinkah Aku hidup tanpa Engkau?
Aku takut,
Aku sepi,
Jangan pergi dari Aku,
Wahai Engkau yang di Cintai
“Semarang, 2012”
Senyumanmu
Oleh: Noor Cahyo
Pagi…
Saat mentari menyinari,
Ada jiwa yang risau tiba-tiba menari,
Ini..
Apakah ini?
Dari mata turun ke hati…
Wajah penuh tanya,
Seolah seperti fenomena,
Menampar jiwaku yang mati rasa,
Disatu sudut diantara bunga-bunga,
Mata itu beradu tanpa sebuah kata,
Senyum…
Aku lihat bibir manismu tersenyum,
Oh betapa indahnya,
Apalagi pancaran sinar wajahmu,
Membuatku terkagum-kagum,
Oh betapa mempesonanya,
Apalagi saat itu kau terlihat malu-malu,
Siapa…???
Siapa gerangan dia…???
Siapa makhluk itu, yang Tuhan ciptakan
Dengan segala keindahanNya,
Oh Tuhan,
Aku tak bisa berkata-kata,
Saat itu kau bersepeda,
Sungguh kau sederhana dan bersahaja,
Sesederhana saat kau tersenyum buta,
Namun kau berlalu begitu saja,
Oh Tuhan,,,
Sudah cukup itu saja,
Aku yakin Engkau adalah Dzat yang Maha Indah,
Asrama Keluarga Mahasiswa,
Rabu, 12/12-12
Jam 10.55
Mari Bermain Bersamaku
Oleh: Cahyo
Tak ada permainan yang
lebih asyik, selain permainan ini.
Biar kau tak bingung,
Aku jelaskan dulu aturan
mainnya.
Jika kau kalah, kau tak
boleh minum anggur yang manis ini.
Namun jika kau menang,
kau boleh minum sepuas-puasnya, bahkan kau boleh membawa pulang gelasnya.
Ini adalah permainan
yang menakutkan,
Jika kau tak punya
senjata yang ampuh.
Senjatanya adalah bunga
bakung iman yang kau tanam di hatimu.
Karena musuh yang kau
hadapi punya banyak tipu muslihat.
Permainannya mudah, kau
tak boleh terpedaya ketika musuhmu menipu.
Asyik bukan…???
Aku Masih Tak Mengerti
Oleh: Noor Cahyo
Aku masih tak mengerti,
Begitu sederhana kata-katamu,
Namun bagiku itu tak mudah dihayati,
Begitu sederhana, namun penuh makna,
Aku masih tak mengerti,
Aku percaya begitu saja,
Seperti gelap malam ini,
Yang juga sederhana,
Namun penuh misteri,
Aku masih tak mengerti,
Apakah gelap menutupi cahaya,
Atau cahaya yang menutupi gelap,
Tapi aku cinta malam,
Meski gelap, tapi saat itulah aku bisa
Memandang lukisan langit,
Meski gelap,
Saat itulah aku bisa
berucap “selamat malam”,
Tasbih
Oleh: Noor Cahyo
Indah nian namamu,
Begitu indah, hingga semesta
mengagungkan namaMU,
Subhanallah, “Maha Suci Allah”
Begitulah semesta bertasbih dengan
namaMu,
O tasbih..
Engkau tak pernah ternodai,
Tak peduli jari-jari yang lentik,
Selalu menyentuh dan memutarmu,
Setiap waktu,
Engkau tetap suci, sesuci namaMu,
O tasbih…
Engkaulah simbol kesucian,
Setipa jiwa selalu menyucikanmu,
Itulah wujud dan namamu “tasbih”
“Semarang, 2012”