A. PENDAHULUAN
Obligasi
Obligasi merupakan salah satu sumber pendanaan (financing) bagi Pemerintah dan Perusahaan, yang dapat diperoleh dari pasar modal. Secara sederhana, obligasi merupakan suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh penerbit (issuer) kepada investor (bondholder), dimana penerbit akan memberikan suatu imbal hasil (return) berupa kupon yang dibayarkan secara berkala dan nilai pokok (principal) ketika obligasi tersebut mengalami jatuh tempo (Manurung et al., 2009).
Obligasi Pemerintah
Menurut Kementerian Keuangan Republik Indonesia dalam publikasinya (2009) tentang mengenai surat utang negara menjelaskan bahwa obligasi Negara merupakan surat berharga negara yang berupa pengakuan utang dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang
pembayaran bunga dan pokoknya oleh negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya (Aswari, 2019). Menurut Sitorus (2015) Pemerintah menerbitkan Obligasi seri FR (Fixed Rate Bond), Obligasi VR (Variable Rate Bond), Zero coupon dan Obligasi pemerintah yang disebut HB (Hadge Bond) (Sitorus, 2015).
Obligasi Perusahaan
Surat utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan berupa janji untuk membayar sejumlah utang (seperti yang tercantum dalam nominal obligasi) di kemudian hari beserta pembayaran bunganya secara berkala (Rudianto, 2012).
Risiko Investasi di SBN dan Obligasi Korporasi
Malik (2021) mengutip dari laman HD Capital menyebutkan bahwa obligasi korporasi memiliki peringkat risiko yang lebih tinggi apabila dibandingkan dengan obligasi pemerintah. Risiko ini tergantung pada jenis perusahaan dan kondisi pasar yang digunakan sebagai pembanding dan peringkat perusahaan penerbit. Risiko itu dapat dihitung dengan menggunakan analisis secara luas, guna menetapkan perbedaan imbal hasil dengan obligasi pemerintah yang bebas risiko.
Sementara, obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Indonesia atau SBN dijamin dalam Undang-Undang No. 24 tahun 2022 Tentang Surat Utang Negara. Dalam Undang-Undang disebutkan bahwa Pemerintah Republik Indonesia menjamin pembayaran bunga dan pokoknya sesuai dengan masa berlakunya (Malik, 2021).
Beberapa variabel dalam obligasi:
Yield Obligasi
Pendapatan atau imbalan hasil atau return yang akan diperoleh dari investasi obligasi dinyatakan sebagai yield, yaitu hasil yang akan diperoleh investor apabila menempatkan dananya untuk dibelikan obligasi (Susilo, 2009).
Suku Bunga
Tingkat suku bunga adalah tingkat bunga dinyatakan dalam persen yang akan dibayar peminjam (debitur) kepada pihak yang meminjamkan (kreditur) atas pemakaian sumber daya dengan jangka waktu tertentu (perbulan atau pertahun) (Desnitasari, 2014).
Kupon
Kupon obligasi adalah pendapatan bunga yang dibayarkan kepada pemegang obligasi atas perjanjian dengan penerbit obligasi untuk setiap periode tertentu, pada umumnya tiap setengah tahun atau tahunan (Hartono, 2013).
Maturity
Maturitas atau maturity date yaitu tanggal dimana nilai yang dijanjikanakan dibayar pada saat jatuh tempo (Hartono, 2013).
Likuiditas
Obligasi yang likuid adalah obligasi yang banyak beredar di kalangan pemegang obligasi serta sering diperdagangkan oleh investor di pasar obligasi (Indarsih, 2013).
Rating Obligasi
Peringkat obligasi adalah proses untuk menentukan tingkat risiko gagal bayar yang melekat pada perusahaan yang akan menerbitkan obligasi (Prihadi, 2010).
B. TRANSAKSI PEMBELIAN dan PORTOFOLIO OBLIGASI
1. Contoh Transaksi
a. Contoh Transaksi Pembelian / Example of Subscription Transaction,
Nominal Transaksi / Nominal Transaction : IDR 200.000.000
Tanggal Transaksi / Trade Date : 16 Februari 2021
Tanggal Penyelesaian / Settlement Date : 18 Februari 2021
Harga Beli Nasabah / Offer Price : 102.5%
Hari Bunga Berjalan / Accrued Days : 25
Jumlah Nilai Pokok / Principal Amount : 200.000.000 x 102.5% = IDR 205.000.000
Bunga Berjalan / Accrued Interest : 200.000.000 x 9% x 25/360 = IDR 1.250.000
Total Nasabah Bayar / Total Customer Paid : IDR 206.250.000
Pembayaran Kupon Pertama / First Coupon Payment
Pembayaran Kupon Penuh : 200.000.000 x 9% x 90/360 = IDR 4.500.000
Perhitungan Pajak : 4.500.000 – 1.250.000 ₂ x 15 % = IDR 487.500
Dana yang diterima : 4.500.000 – 487.500 = IDR 4.012.500 (nett)
b. Contoh Transaksi Penjualan / Example of Redemption Transaction
Nominal Transaksi / Nominal Transaction : IDR 200.000.000
Tanggal Transaksi / Trade Date : 15 Juni 2021
Tanggal Penyelesaian / Settlement Date : 17 Juni 2021
Harga Jual Nasabah / Bid Price : 102.75%
Hari Bunga Berjalan / Accrued Days : 54
Jumlah Nilai Pokok / Principal Amount : 200.000.000 x 102.75% = IDR 205.500.000
Bunga Berjalan / Accrued Interest : 200.000.000 x 9% x 54/360 = IDR 2.700.000
Nilai Pokok Pembelian : 205.500.000 + 2.700.000 = IDR 208.200.000
Perhitungan Pajak / Tax Calculation : 200.000.000 x (102.75 – 102.5%)
+ 2.700.000 x 15% = IDR 480.000
Dana yang diterima : IDR 208.200.000 – 480.000 = IDR 207.720.000
2. Portofolio Obligasi
Dalam pengelolaan portofolio obligasi ada tiga pendekatan yaitu (Fikri, 2012):
1. Pendekatan Aktif
2. Pendekatan Pasif
Strategi beli dan simpan
Mengikuti indeks pasar
3. Pendekatan kombinasi biasa disebut strategi imunisasi yaitu strategi yang digunakan untuk melindungi portofolio atas resiko tingkat suku Bungan dengan cara saling meniadakan pengaruh dua komponen resiko yaitu resiko harga dan resiko reinvestasi.
Penentuan Strategi:
1) Prefernsi inestor terhadap resiko
2) Pengetahuan tentang pasar modal dan instrumennya
3) Tujuan investasi
Contoh Kasus :
Perusahaan Asuransi ABC mempunyai kewajiban 2 tahun sebesar 100juta. Bagaimana strategi yang dilakukan untuk memenuhi kewajiban tersebut melalui invesatsi pada obligasi.
Strategi Imunisasi = Aset dan kewajiban yang memiliki durasi sama akan memberikan portofolio asset yang dapat memnuhi kewajiban meskipun terjadi perubahan tingkat bunga.
Obligasi A dan B memiliki nomimal Rp. 1000.000, dengan tingkat kupon 9% p.a. dan 6% p.a. serta YTM sebesar 10%. Obligasi A memiliki jangka 3 tahun dan B memiliki jangka waktu 1 tahun. Berapa dana yang harus dialokasikan pada masing-masing obligasi??
1. Menghitung besarnya durasi masing-masing obligasi
Dengan menggunakan rumus diatas dan perhitungan dengan bantuan program Ms. Excel maka di dapatkan hasil durasi dari obligasi A dan B sebagai berikut:
2. Menghitung proporsi Alokasi dana pada masing-masing obligasi
Wa = Alokasi Obligasi A Wb = Alokasi Obligasi B
Wa + Wb = 1 => Wb = 1 - Wa
Durasi Portofolio = Jangka waktu kewajiban = 2
Dp = Wa x Da + Wb x Db => (1 – Wb) x Da + Wb x Db
2 = 2,76 (1 – Wb) + 1(Wb)
2 = 2,76 – 2,76 Wb + Wb
Wb = 0,76/1,76 = 0,4305 atau 43,05%
Wa = 1 – 0,435 = 0,5695 atay 56,95%
Kewajiban Asuransi ABC adalah Rp. 110juta atau nilai tunainya sebesar Rp. 100juta / (1+10)2 = Rp. 82.644.628,10
Nilai tunai tersebut dialokasikan pada masing-masing obligasi:
Obligasi A = 56,95% x Rp. 82.644.628,10 = Rp. 47.066.460,21
Obligasi B = 43,05% x Rp. 82.644.628,10 = Rp. 35.578.167,89
Harga Pasar Obligasi
C. KESIMPULAN
1. Perusahaan yang sulit mendapatkan dana pinjaman bank dalam jumlah besar bisa memperoleh dana masyarakat lewat penjualan obligasi. Karena hubungan yang langsung dijalin dengan masyarakat pemodal, maka jumlah pinjaman bisa lebih besar dengan tingkat bunga yang lebih murah dibanding kredit bank.
2. Bagi pemodal, investasi dalam obligasi relatif lebih menjamin keuntungan dibanding saham. Perubahan harga saham umumnya berlangsung jauh lebih cepat dengan fluktuasi yang kerap sangat tajam. Sedangkan tingkat pendapatan pemodal dari obligasi relatif sudah bisa di perhitungkan dari awal.
3. Obligasi umumnya memberikan bunga tetap selama enam bulan pertama. Biasanya, untuk menarik minat pemodal, bunga tetap obligasi ditetapkan lebih tinggi dibanding deposito.
4. Jika obligasi diluncurkan pada waktu suku bunga bergerak turun, maka pihak isseur (perusahaan yang menerbitkan obligasi) akan menderita rugi. Namun bila obligasi di jual pada masa suku bunga bergerak naik, bisa jadi efek yang ditawarkan itu tidak mendapat sambutan pemodal.
5. Bagi investor risiko merugi adalah kemungkinan turunnya harga obligasi dan kesempatan berinvestasi di luar obligasi jika pada saat itu tingkat suku bunga lebih tinggi dari tingkat suku bunga obligasi.
DAFTAR PUSTAKA
Aswari. (2019). Analisis Determinan Permintaan Obligasi Pemerintah [Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Makasar]. In Diploma Thesis. http://eprints.unm.ac.id/id/eprint/14901
Desnitasari, I. (2014). Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Peringkat Obligasi, Ukuran Perusahaan Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Yield To Maturity Obligasi Korporasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012. EProceedings of Management, 1(3).
Fikri, M. (2012). Manajemen Portofolio Obligasi. Palembang: Fakultas Manajemen Universitas Bina Darma.
Hartono, J. (2013). Teori Portofolio Dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE-YOGYAKARTA.
Indarsih, N. (2013). Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI, Rating, Likuiditas dan Maturitas terhadap Yield to Maturity Obligasi. Jurnal Ilmu Manajemen (JIM), 1(1).
Malik, A. (2021). Ini Perbedaan Pengertian, Keuntungan, Risiko Antara SBN dan Obligasi Korporasi. Bareksa. https://www.bareksa.com/berita/sbn/2021-03-23/ini-perbedaan-pengertian-keuntungan-risiko-antara-sbn-dan-obligasi-korporasi
Manurung, A. H., Silitonga, D., & Tobing, W. R. L. (2009). Hubungan Rasio-Rasio Keuangan Dengan Rating Obligasi. http://www.finansialbisnis.com/Data2/Riset/rating paper - Desmon.pdf
Prihadi, T. (2010). Analisis Laporan Keuangan: Teori dan Aplikasi. Jakarta: PPM.
Rudianto. (2012). Pengantar Akuntansi Konsep & Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Jakarta: Erlangga.
Sitorus. (2015). Pasar Obligasi Indonesia (Teori dan Praktek). Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Susilo, B. (2009). Pasar Modal. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.