Tugas Mata Kuliah MSDM Loyalty Employee - Gudang Ilmu

Thursday, February 17, 2022

Tugas Mata Kuliah MSDM Loyalty Employee


A. Pengertian Loyalty Employee
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) loyalitas adalah kesetiaan, ketaatan, dan kepatuhan. Loyalitas kerja yaitu kesetiaan dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab (Hasibuan, 2011). Loyalitas kerja para karyawan bukan hanya sekedar kesetiaan fisik atau keberadaaannya di dalam organisasi, namun termasuk pikiran, perhatian, gagasan, serta dedikasinya tercurah sepenuhnya kepada organisasi (Robbins, 2002). Loyalitas kerja merupakan sikap karyawan dalam mencurahkan kemampuan dan keahlian yang dimiliki, melaksanakan tugas dengan bertanggung jawab, disiplin, serta jujur dalam bekerja (Poerwopoespito, 2004). Sudimin menyatakan loyalitas berarti kesetiaan karyawan dengan seluruh kemampuan, keterampilan, pikiran, dan waktu untuk ikut serta mencapai tujuan perusahaan dan menyimpan rahasia perusahaan selama orang itu masih berstatus sebagai karyawan (Sudimin, 2003).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa loyalitas karyawan adalah kesediaan karyawan untuk menjalankan tugas perusahaan secara penuh kesadaran dan tanggung jawab sehingga tujuan perusahaan berhasil maksimal.

B. Ciri-Ciri Loyalty Employee
Ciri-ciri loyalitas pegawai menurut Poerwopoespito (2000) antara lain adalah :

1. Kejujuran
Kejujuran mempunyai banyak dimensi dan bidang. Dalam konteks sikap setia kepada perusahaan, ketidakjujuran di perusahaan akan merugikan banyak orang, bukan hanya perusahaan, tetapi pemilik, direksi, karyawan, keluarga karyawan, masyarakat, supplier, dan yang lainnya pada akhirnya negarapun dirugikan.

2. Mempunyai rasa memiliki perusahaan
Memberi pengertian agar karyawan mempunyai rasa memiliki perusahaan adalah dengan memahami bahwa perusahaan adalah tubuh imajiner, dimana seluruh pribadi yang terlibat di dalamnya merupakan anggota-anggotanya.

3. Mengerti kesulitan perusahaan
Memahami bahwa yang terbaik untuk perusahaan pada hakikatnya terbaik untuk karyawan. Dan yang terbaik untuk karyawan belum tentu terbaik untuk perusahaan. Tindakan yang bijak yang dilakukan oleh karyawan dalam memahami dan mengerti kesulitan perusahaan adalah dengan saling bahu-membahu untuk membantu pulihnya perusahaan bukan dengan meninggalkannya dan segera pindah ke perusahaan yang lain.

4. Bekerja lebih dari yang diminta perusahaan
Hal ini sepertinya sulit dilakukan sebab mengerjakan dalam job description saja sulit apalagi mengerjakan yang lainnya. Bekerja lebih dari yang diminta perusahaan merupakan konsep yang hebat dan dalam jangka panjang memberikan keuntungan yang besar pada individu karyawan itu sendiri. Perusahaan bisa saja bangkrut tetapi manusia yang berkualitas dan kompetitif tidak mungkin bangkrut.

5. Menciptakan suasana yang menyenangkan di di perusahaan
Suasana yang tidak kondusif sangat mempengaruhi kinerja karyawan, yang berakibat terhadap produktifitas. Yang paling menentukan sarana dalam perusahaan adalah pimpinannya. Semakin tinggi jabatan pemimpin tersebut semakin berpengaruh dalam menciptakan suasana di perusahaan karena merekalah yang mempunyai kekuasaan dan wewenang yang lebih

6. Menyimpan rahasia perusahaan
Rahasia perusahaan adalah segala data atau informasi dari perusahaan yang dapat digunakan oleh pihak lain, terutama competitor untuk perusahaan.

7. Menjaga dan meninggikan citra perusahaan
Kewajiban setiap karyawan menjaga citra positif perusahaan. Logikanya jika citra perusahaan positif maka citra setiap pribadi karyawan yang ada di dalamnya juga ikut terlihat positif.

8. Hemat
Hemat berarti mengeluarkan uang atau potensi tepat sesuai dengan kebutuhan.

9. Tidak apriori terhadap perubahan
Perubahan pada hakikatnya adalah sebuah hukum alam. Perubahan tidak dapat dilawan dan tidak ada pilihan lain kecuali tetap ikut dalam perubahan. Karena melawan perubahan dengan selalu membuat tolak ukur pada kejayaan dan keberhasilan masa lampau sama dengan melawan hukum alam.

C. Aspek Loyalty Employee
Aspek-aspek loyalitas karyawan menurut Soegandhi (2003) yaitu sebagai berikut:

1. Taat pada peraturan
Setiap kebijakan yang ditetapkan dalam perusahaan untuk memperlancar dan mengatur jalannya pelaksanaan tugas oleh manajemen perusahaan ditaati dan dilaksanakan dengan keadaan ini akan menimbulkan kedisplinan yang menguntungkan perusahaan baik intern maupun ekstern.

2. Tanggung jawab dalam perusahaan
Karakteristik pekerjaan dan pelaksanaan tugasnya mempunyai konsekuensi yang dibebankan karyawan untuk melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan kesadaraan akan resiko pelaksanaan tugasnya akan memberikan pengertian tentang keberanian dan kesadaran bertanggungjawab terhadap resiko atas apa yang telah dilaksanakan.

3. Kemauan untuk bekerjasama
Bekerja sama dengan orang-orang dalam suatu kelompok akan memungkinkan perusahaan dapat mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh orang-orang secara individual.

4. Rasa memiliki
Adanya rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan akan memiliki karyawan sikap untuk ikut menjaga dan bertanggungjawab terhadap perusahaan sehingga pada akhirnya akan menimbulkan loyalitas demi tercapainya tujuan perusahaan.

5. Hubungan antara peribadi
Karyawan yang mempunyai loyalitas kerja tinggi mereka akan mempunyai sikap fleksibel ke arah tata hubungan yang pribadi. Hubungan antara pribadi ini meliputi : hubungan sosial diantara karyawan, hubungan yang harmonis antara atasan dan karyawan, situasi kerja dan sugesti dari teman kerja.

6. Kesukaan terhadap pekerjaan

Perusahaan harus dapat menghadapi kenyataan bahwa karyawannya tiap hari datang untuk bekerjasama sebagai manusia seutuhnya dalam hal melakukan pekerjaan yang akan dilakukan dengan senang hati.

D. Indikator Loyalty Employee
Siswanto (2010) mengenukakan beberapa indikator dari loyalitas pegawai, yaitu sebagai berikut:

1. Taat pada peraturan
Karyawan mempunyai tekat untuk melakukan setiap perintah dari perusahaan atau mentaati dan mematuhi segala peraturan yang berlaku, baik secara tertulis maupun tidak tertulis.

2. Tanggung jawab pada perusahaan
Kesanggupan karyawan dalam melaksanakan tugas sebaikbaiknya dan kesadaran tanggung jawab terhadap resiko atas apa yang telah dilaksanakan.

3. Kemauan untuk bekerja sama
Karyawan dapat bekerja sama dengan orang-orang yang ada dalam suatu perusahaan karena tanpa adanya kerja sama, maka sulit perusahaan mencapai tujuan. Sebaliknya, dengan bekerja sama memungkinkan perusahaan dalam mencapai tujuan dan target yang telah ditetapkan.

4. Rasa memiliki terhadap perusahaan
Adanya rasa ikut memiliki karyawan terhadap perusahaan akan membuat karyawan memiliki sikap untuk menjaga dan bertanggung jawab terhadap perusahaan, sehingga akan menimbulkan loyalitas demi tercapainya tujuan perusahaan.

5. Hubungan antar pribadi
Karyawan yang memiliki loyalitas tinggi akan mempunyai sikap fleksibel ke arah hubungan pribadi. Hubungan antara pribadi ini meliputi, hubungan sosial antara para karyawan, serta hubungan antara atasan dan karyawan.

6. Kesukaan terhadap pekerjaan
Karyawan melakukan pekerjaannya dengan senang hati sebagai indikatornya bisa dilihat dari keunggulan karyawan dalam bekerja dan karyawan tidak banyak menuntut apa yang diterimanya di luar gaji pokok.

E. Faktor-Faktor Loyalty Employee
Jusuf (2010) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas adalah karyawan sebagai berikut :

1. Faktor Rasional
Menyangkut hal-hal yang bisa dijelaskan secara logis, seperti: gaji, bonus, jenjang karir dan fasilitas-fasilitas yang diberikan lembaga kepada karyawan.

2. Faktor Emosional
Menyangkut perasaan atau ekspresi diri seperti: pekerjaan yang menantang, lingkungan kerja yang mendukung, perasaan aman karena perusahaan merupakan tempat bekerja dalam jangka panjang, pemimpin yang berkharisma, pekerjaan yang membanggakan, penghargaan-penghargaan yang diberikan perusahaan dan budaya kerja.

3. Faktor Kepribadian
Menyangkut sifat, karakter, tempramen yang dimiliki oleh karyawan.
Steers & Porter (2011) menyatakan bahwa timbulnya loyalitas dipengaruhi oleh faktor-faktor:
1. Karakteristik pribadi, meliputi: Usia, masa kerja, jenis kelamin, tingkat pendidikan, prestasi yang dimiliki, ras, dan sifat kepribadian.
2. Karakterisrik pekerjaan, meliputi: tantangan kerja, stres kerja, kesempatan untuk berinteraksi sosial, identifikasi tugas, dan kecocokan tugas.
3. Karakteristik desain perusahaan meliputi: tingkat formalitas, tingkat keikutsertaan dalam pengambilan keputusan, paling tidak telah menunjukan berbagai tingkat asosiasi dengan tanggung jawab perusahaan, ketergantungan fungsional maupun fungsi kontrol perusahaan.
4. Pengalaman yang diperoleh dalam perusahaan yaitu internalisasi individu terhadap perusahaan setelah melaksanakan pekerjaan dalam perusahaan tersebut meliputi sikap positif terhadap perusahaan. Rasa percaya terhadap perusahaan sehingga menimbulkan rasa aman, merasakan adanya kepuasan pribadi yang dapat dipenuhi oleh perusahaan

F. Indikasi Turunnya Loyalty Employee
Ada beberapa indikator/tanda-tanda loyalitas pegawai sudah mulai menurun, yaitu sebagai berikut (Jusuf, 2010):

1. Turun atau rendahnya produktivitas kerja
Turunnya produktivitas kerja ini dapat diukur atau diperbandingkan dengan waktu sebelumnya. Produktivitas kerja yang turun ini dapat terjadi karena kemalasan atau penundaan kerja.

2. Tingkat absensi yang naik
Pada umumnya bila loyalitas dan sikap kerja karyawan turun, maka karyawan akan malas untuk datang bekerja setiap hari. Bila ada gejala – gejala absensi naik maka perlu segera dilakukan penelitian.

3. Tingkat perpindahan karyawan yang tinggi

4. Kegelisahan
Loyalitas dan sikap kerja karyawan yang menurun dapat menimbulkan ke-gelisahan. Seorang pemimpin harus mengetahui bahwa adanya kegelisahan itu dapat terwujud dalam bentuk keti-dak tenangan dalam bekerja, keluh kesah serta hal-hal yang lain.

5. Tuntutan yang sering terjadi.
Tuntutan yang sebetulnya merupakan perwujudan dan ketidakpuasan, dimana pada tahap tertentu akan menimbulkan keberanian untuk mengajukan tuntutan.

6. Pemogokan.
Tingkat indikasi yang paling kuat ten-tang turunnya loyalitas dan sikap kerja karyawan adalah pemogokan.

G. Kiat Membangun Loyalty Employee
Jusuf (2010) menjelaskan cara-cara yang dapat dilakukan lembaga kerja untuk dapat membangun loyalitas pegawai:

1. Gaji yang cukup
2. Memberikan kebutuhan rohani.
3. Sesekali perlu menciptakan suasana santai.
4. Menempatkan karyawan pada posisi yang tepat.
5. Memberikan kesempatan pada karyawan untuk maju.
6. Memperhatikan rasa aman untuk menghadapi masa depan.
7. Mengusahakan karyawan untuk mempunyai loyalitas.
8. Sesekali mengajak karyawan berunding.
9. Memberikan fasilitas yang menyenangkan..


DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, M. (2011). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Jusuf, H. (2010). Tingkatkan Loyalitas Guna Peningkatan Prestasi Kerja dan Karir.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. (1990). No Title. Jakarta: Balai Pustaka.

Poerwopoespito. (2000). Mengatasi Krisis Manusia Di Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Poerwopoespito. (2004). Komitmen Dalam Sumber Daya Manusia. Jakarta: Management Student.

Robbins, P. S. (2002). Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Edisi Kelima. Diterjemahkan oleh: Halida, S.E dan Dewi Sartika, S.S. Jakarta: Erlangga.

Siswanto. (2010). Pengantar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Soegandhi. (2003). Manajemen sumber daya manusia. Jakarta: PT Gunung Agung.

Steers, R. M., & Porter, L. W. (2011). Motivation and Work Behaviour. New York: Accademic Press.

Sudimin, T. (2003). Whistleblowing : Dilema Loyalitas dan Tanggung Jawab Publik. Jurmal Manajemen Dan Usahawan, 12(11), 3–8.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda