Gudang Ilmu: Makalah
Showing posts with label Makalah. Show all posts
Showing posts with label Makalah. Show all posts

Saturday, November 5, 2011

SHOLIH DALAM MEREKAYASA SOSIAL

Ada apa diantara keduanya? Pasti anda bertanya-tanya. Karena saya sendiri juga bertanya-tanya. Keduanya bisa berkaitan bisa juga berlawanan. Karena makna rekayasa sosial itu sendiri sangatlah luas. Tapi jika kata rekayasa sosial itu dirangkai dengan kata sholih, maka rekayasa itu akan bermakna positif atau baik. Sebab sholih itu sendiri artinya baik. Nah bagaimana caranya agar kita bisa sholih dalam merekayasa sosial?

Sebelum kita menjawab pertanyaan tersebut. Kita harus tahu apakah makna sholih itu sendiri? Sholih itu berasal dari bahasa arab. Secara epitimologi sholih itu baik. Sedangkan secara terminologi sholih itu adalah sifat-sifat baik yang dimiliki oleh seseorang. Kesholihan itu sendiri ada 2, yaitu kesholihan pribadi dan kesholihan sosial. Sebelum kita sholih dalam kehidupan sosial kita harus mensholihkan diri sendiri.

Dalam agama islam dikenal yang namanya amalan-amalan sholih, diantaranya adalah membaca Alquran, berdzikir, sholat, puasa, mencari ilmu yang manfaat, tadabbur, tafakkur, dsb. Asalkan perbuatan itu bermanfaat maka bisa disebut sebagai amal sholih. Misalnya belajar supaya bisa mengerjakan ujian. Jika amalan seperti itu diniatkan karena Allah, meskipun amalan itu amalan dunia maka bisa menjadi amalan akhirat. Dan mendapatkan pahala dari Allah SWT.

Begitu juga sebaliknya, meskipun itu amalan akhirat jika diniatkan kepada yang selain Allah maka amal itu hanya sebatas amal dunia. Dan tidak mendapatkan pahala dari Allah SWT, justru akan mendapat dosa karena niatnya bukan karena Allah tapi karena yang lain. Amal yang dikerjakan karena ingin dipuji makhluk itu namanya riya’/pamer. Sedangkan amal yang diperdengarkan kepada makhluk supaya dipuji maka itu namanya sum’ah. Dan tidak ada amalan yang tidak mendapat balasan. Sekecil apapun amal kita, pasti akan dibalas oleh Allah. firmanNya dalam Alquran surat Al-zalzalah ayat 7-8, yang artinya kurang lebih:

“Barang siapa yang mengerjakan amal kebaikan meski seberat biji dzarroh maka ia akan mendapat balasannya. Dan barang siapa mengerjakan kejahatan meskipun seberat biji dzarroh maka ia akan mendapat balasannya pula.” {QS: Alzalzalah: 7-8}
Dengan memahami firman Allah diatas, maka kita akan selalu berhati-hati dalam beramal.

Nah setelah kita mensholihkan diri secara pribadi, maka saatnya kita untuk sholih secara sosial. Jika seseorang sudah sholih secara pribadi biasanya ia secara tidak langsung akan mengerjakan amalan-amalan yang termasuk amalan sosial. Biasanya amalan itu berupa shodaqoh, zakat, infak hibah, dan lain-lain. Namun itu saja belumlah cukup, selain memberikan kontribusi secara materi. Kita juga harus memberikan tenaga dan fikiran untuk masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Contoh, kemarin di daerah yogjakarta dan sekitarnya baru saja terkena bencana letusan gunung merapi. Nah, bagi orang-orang yang memiliki kesholihan sosial, maka ia tidak hanya membantu secara materi tapi juga tenaga dan fikiran, yaitu bisa dengan menjadi relawan atau psikolog, dimana orang-orang seperti itu sangat dibutuhkan oleh para korban yang ada disana.
Jika seseorang sudah melakukan itu semua maka patutlah orang itu disebut sebagai orang yang punya kesholihan sosial. Namun hal yang paling penting dalm kesholihan ini adalah niat yang benar-benar tulus karena Allah. Karena bisa jadi niatnya yang baik, tapi karena pujian dari orang lain maka berubah menjadi amalan yang sia-sia karena niatnya yang tidak lagi tulus

Bagi orang-orang yang sudah bisa mengontrol niatnya, maka orang-orang seperti inilah yang akan mampu merekayasa kehidupan sosial menuju ke arah kebaikan. Tapi ada juga seseorang yang punya ilmu yang cukup dan jabatan yang tinggi malah menggunakan ilmunya untuk merekayasa sosial dalam rangka memperkaya diri sendiri, sebut saja mereka dengan nama koruptor. Secara sosial mereka adalah orang-orang yang dihormati karena ilmu dan jabatannya. Tapi secar individu mereka tidaklah berbeda dengan penjahat pasar. Bedanya hanya dari seragam dan cara mereka merampok uang.
Nah, makanya kenapa niat disini sangat penting. Karena niatlah yang akan menjadikan tindakan seseorang itu bermanfaat bagi orang lain atau tidak. Lalu bagaimana kita bisa sholih dalam merekayasa sosial untuk kebaikan? Jika korupsi itu tercela, maka kebalikannya berarti baik. Masalahnya apakah kebalikan korupsi itu? Jika korupsi itu mengambil uang maka kebalikannya adalah memberikan uang. Persamaanya disini adalah sama-sama tidak diketahui oleh orang lain. Karena jika amal baik itu diketahui orang lain bisa jadi amal itu ada unsur riya’/pamernya. Maka lebih baik amal sholih itu dilakukan secara sembunyi. Karena Allah menyukai orang-orang yang mengerjakan ibadah secara sembunyi artinya tidak diperlihatkan kepada orang-orang.

Dan tentunya masih banyak amalan-amalan sosial lainnya yang bisa kita rekayasa menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi sesama. Dan untuk itu marilah sama-sama meningkatkan kesholihan secara pribadi maupun sosial. Semoga dengan bertambahnya orang-orang yang sholih pribadi dan sosial negri ini bisa menjadi lebih baik. Amin...

SARANA MENDEKATKAN DIRI KEPADA ALLAH

        Jika kita bicara masalah mendekatkan diri kepada Allah, maka secara tidak langsung kita juga akan bicara masalah kecintaan terhadapNya. Karena mana mungkin sesorang bisa dekat dengan Allah jika dia tidak mempunyai rasa cinta terhadapNya? Apalagi dekat mendekatkan diri pun tidak akan mau, jika dia tidak mempunyai rasa cinta. Oleh karena itu, sebelum kita membahas tentang sarana-sarana untuk mendekatkan diri kepadaNya, alangkah baiknya jika kita membahas perihal cinta kepada Allah terlebih dahulu. Nah jika membahas cinta kepada Allah maka kita juga tidak bisa terlepas dalam membahas cinta kepada Rosulullah. Karena beliau adalah utusan Allah.

        Jadi masalah mendekatkan diri kepada Allah ini adalah sangat luas cakupannya. Mendekatkan diri kepada Allah juga bisa dikaitkan dengan masalah takut kepadaNya. Dengan rasa takut ini sesorang hanya akan meminta dan memohon perlindungan kepada Allah, sehingga rasa takut ini bisa menjadikan sesorang lebih dekat kepadaNya. Namun disini saya tidak akan membahas masalah takut kepada Allah secara panjang lebar, melainkan hanya sebagai tambahan-tambahan saja.

    Allah ta’ala berfirman dalam Al-quran surat ali Imran ayat 31, yang artinya kurang lebih: “katakanlah, jika kamu benar-benar mencintai Allah ikutilah dalam agamaku, karena sesungguhnya aku adalah utusan Allah. Aku menyampaikan riosalahNya pada kamu dan hujjahNya atas kamu” .

        Dari ayat diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa jika kita benar-benar mencintai Allah, maka katakanlah. Namun ayat ini diturunkan ketika ada seorang yang bernama ka’ab bin al asyraf dan kawan-kawannya yang ingin masuk islam. Mereka menjawab,”kami adalah putra-putra Allah dan kami sangat mencintai Allah”. Lalu turunlah ayat diatas.

        Berbeda dengan cintanya orang-orang mukmin. Cinta mereka diwujudkan dengan mengikuti segala perintahNya, mengutamakan taat padaNya, dan selalu mencari ridhaNya. Sedangkan cinta Allah kepada orang mukmin adalah pujian atsa mereka, pahalaNya atas mereka, ampunan dan rahmatNya, pemeliharaan dari dosa dan taufikNya. Nah dari wujud cinta orang mukmin diatas sekarang kita bisa mengerti bahwa dengan rasa cinta itu, secara tidak langsung kita akan selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah.

        Misalnya saja kita. Jika kita lagi mencintai seseorang, maka kita pun akan selalu ingin dekat dengannya. Bahkan jika tidak melihatnya sehari saja, rasanya seperti setahun. Dan kita juga akan melakukan apa saja yang dia inginkan dan dia sukai. Selalu berusaha untuk melalukan yang terbaik dihadapannya. Nah itu baru cinta kepada manusia, tapi sudah sebegitunya. Apalagi cinta kepada Allah? Jiwa, raga, dan harta benda sudah tidak ada artinya. Bahkan mati tidak lagi menjadi hal yang menakutkan melaiankan hal-hal yang paling diharapakan dan ditunggu-tunggu. Karena hanya dengan kematian dia bisa bertemu dengan kekasihNya.

    “Lebih dekat dengan Allah”. Sebenarnya kalimat mengandung makna yang sangat dalam. Sesungguhnya Allah itu lebih dekat daripada urat nadi kita sendiri. Kok bisa...??? Karena begitu dekatnya sampai-sampai kita tidak bisa melihatnya. Bukankah jika kita melihat barang yang jaraknya dekat sekali dengan mata kita malah tidak bisa melihat barang itu. Jika melihat dengan kacamata agama yang lebih dalam. Sesungguhnya Allah ada dalam diri kita. Tapi kita sendiri tidak bisa mengetahuinya. Bahkan merasakan kehadiranNya pun sangat sulit sekali. Ya itu semua karena dosa-dosa kita yang terlalu banyak. Sehingga menghalangi kita untuk bisa melihat Allah.

        Sekarang kita akan bicara tentang sarana-sarana yang bisa mendeklatkan diri kepada Allah. Dalam sebuah hadits dari abu hurairah, rasulullah bersabda: “Allah SWT berfirman, “Barang siapa yang memusui wali-Ku, maka Aku akan menyatakan perang terhadapnya. Tidaklah hamba-Ku mendekati-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cinta daripada apa yang Aku wajibkan. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah sunah sehinnga Aku mencintainya. Ketika Aku mencintainya, Aku jadi pendengaran yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatan yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangan yang ia gunakan untuk menggenggam dan menjadi kaki yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, pasti Ku beri, dan jika meminta perlindungan-Ku pasti Ku lindungi.” (HR. Bukhori)

        Dari hadits diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah dengan apa Allah telah wajibkan dan ditambah dengan ibadah-ibadah sunah. Dan Allah sebutkan bahwa tidak ada yang lebih Allah cintai selain ibadah wajib, yakni sarana dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah. Nah sekarang kita tahu bahwa untuk mendekatkan diri kepada Allah kita harus melaksanakan apa yang telah diwajibkanNya, dan juga amalan-amalan sunah yang sudah diajarkan oleh Rosulullah.

        Jika kita membahas hadits diatas maka akan panjang sekali, karena hadits diatsa maknanya sangat dalam sekali apalgi jika betul-betul memahami dan mentadabburinya dengan benar. Tapi disini kita hanya mengambil point yang berhubungan dengan sarana unutk mendekatkan diri kepada Allah, yakni dengan ibadah wajib dan sunah. Demikian artikel ini kami tulisakan semoga bermanfaat bagi para pembaca.

Mahasiswa Adalah Agent Of Change

Mahasiswa adalah agent of change (agen perubahan) bagi masyarakat. Yang bertugas memperjuangkan aspirasi masyarakat, karena jika tidak maka masyarakat akan menjadi korban dari kebijakan pemerintah yang tidak memihak kepada masyarakat. Karena kebijakan pemerintah kadang-kadang tidak sesuai dengan keinginan masyarakat. Contoh di Semarang, kemarin pemerintah provinsi Semarang berencana menaikkan harga atau tariff rumah sakit umum daerah yang justru merugikan masyarakat kota Semarang sendiri. Bagaimana tidak? Masyarakat Semarang yang perlu dibawa ke rumah sakit jadi di rawat di rumah karena tidak ada biaya untuk berobat. Apakah seperti itu harusnya kebijakan pemerintah?

Nah disinilah peran mahasiswa sebagia agen perubahan, mahasisiwa harusnya memperjuangkan nasib masyarakat yang perlu diperjuangkan seperti contoh diatas. Banyak hal yang bisa dilakukan salah satu yang biasa yang sering dilakukan teman-teman mahasiswa adalah aksi damai. Perlu dicatat bahwa aksi yang dibenarkan adalah aksi damai bukan aksi yang membuat kerusuhan. Sekarang banyak sekali aksi yang dilakukan oleh mahasiswa yang akhirnya berujung bentrok dengan aparat sipil. Inilah kesalahan mahasiswa sekarang, mereka suka membuat aksi tapi aksinya masalah membuat rusuh. Menetiakkan kata demokrasi, tapi tanpa sadar sebenarnya mereka sudah menodai demokrasi itu sendiri. Sebuah niatan yang mulia tapi menjadi tidak baik karena dilakukan dengan cara yang salah.

Jarang sekali mahasiswa yang melakukan aksi damai, kebanyakan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi maka mereka membuat kerusuhan, merusak segala fasilitas yang ditemui bahkan warga yang tidak tahu apa-apa menjadi sasaran amukan. Bukan seperti ini mahasiswa yang kita maksud, tapi mahasiswa yang memang benar-benar menperjuangkan nasib masyarakat dengan cara-cara yang dibenarkan dalam agama islam dan tidak juga melanggar hukum Negara.

Selain sebagai agen perubahan, mempunyai beberapa peran lagi salah satunya adalah penghubung antara masyarakat dan pemerintah yang telah ditunjukkan dalam contoh diatas. Sedangkan sebagai agen perubahan peran mahasiswa lebih kepada penemuan-penemuan baru dalam ilmu pengetahuan dan juga pengembangan-pengambangan sumber daya alam yang ada. Termasuk pengembangan suatu masyarakat.

Sebuah organisasi kampus, misalnya BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa), biasanya mereka punya progam kerja yang salah satunya adalah pengembangan masyarakat. Contoh saja adalah BEM Univesitas Diponegoro, meraka punya daerah yang dijadikan sebagai kampung produktif. Nah BEM UNDIP ini punya daerah di Lorok sari sebuah daerah yang kebanyakan masyarakatnya bekerja sebagai nelayan. Nah orang-orang si BEM ini memberikan pelatihan bagaimana supaya hasil ikan tangkapan mereka tidak dijual secara langsung melainkan diolah dulu menjadi sebuah produk sehingga harga jualnya pun lebih tinggi.Dan masih banyak lagi contoh-contoh yang lainnya terkait pengembangan masyarakat.

Sedangkan dalam penemuan-penemuan baru, contohnya adalah melalui kegiatan PKM (Progam Kreatifitas Mahasiswa) yang biasa diadakan oleh dikti. Disana banyak sekali ide-ide kreatif mahasiswa yang dituangkan. Salah satu contoh adalah pembangkit listri tenaga ombak, mesin pengelupas mlinjo, dll.

Masih ada satu lagi peran mahasiswa yang tidak kalah penting yaitu tentang RTB (Relawan Tanggap Bencana). Contoh, kemarin wakru gunung merapi meletus banyak sekali mahasiswa dari berbagi Universitas yang pergi ke sana untuk membantu proses evakuasi ataupun yang lainnya. Kalau bukan para mahasiwa terus siapa lagi? Para pejabat pemerintah? Pemerintah kita terlalu lamban untuk soal yang seperti ini. Selain para mahasiswa banyak juga ormas-ormas yang turun tangan ikut membantu proses evakuasi.

Itu salah satu contoh peran mahasiswa sebagai RTB. Mungkin tidak hanya bencana merapi, tetapi juag banyak yang lainnya. Sebagai contoh kemarin Departemen Dimas BEM UNDIP mengadakan aksi bersih pantai maron Di Semarang. Dalam acara ini banyak sekali temen-teman mahasiswa yang ikut. Kegiatan-kegiatan seperti ini harusnya se4ring-sering diadakan oleh mahasiswa. Karena banyak sekali manfaatnya.

GAGASAN KERELAWANAN MAHASISWA, sebuah topik yang sangat menarik untuk dibahas. Dan baru saja kita membahasnya bersama-sama. Ternyata peran mahasiswa itu banyak. Dan mungkin masih ada peran-peran lain yang belum dijelaskan. Namun sebagian besar sudah disebutkan diatas. Semua peran mahasiswa diatas adalah penting. Tapi satu hal yang perlu diingat bahwa selain menjalankan peran-peran diatas seorang mahasiswa juga jangan lupa sama kuliahnya. Jangan sampai kegiatan-kegiatan diatas membuat kuliah jadi terganggu sehingga menurunkan nilai hasil akademis.

Friday, November 4, 2011

Belajar Hidup Sehat Ala Rosulullah Dan Cara Pengobatan Saat Sakit




Islam adalah agama yang paling sempurna, karena di dalam islam sudah diatur berbagai macam peraturan bagaimana seharusnya kita menjalani hidup. Termasuk bagaimana agar hidup kita terjaga kesehatannya, meskipun suatu saat nanti pasti akan terkena penyakit, karena memang faktor-faktor yang tidak bisa di hindari, seperti usia, dan lain lain.